Motivasi Menulis dari Tere Liye
alamtarapersma.com – Menjadi seorang penulis merupakan impian bagi banyak orang, tidak terkecuali bagi kawula muda. Di pertengahan millenium ketiga seperti saat ini, semakin banyak penulis baru yang muncul di permukaan publik. Hal ini menjadi suntikan semangat tersendiri bagi para pemuda untuk mengikuti jejak para penulis pendahulunya. Namun, tidak sedikit dari mereka yang merasa kesulitan menemukan motivasi dan tema untuk dituangkan dalam tulisannya. Hal itu menarik minat English Department Student Association (EDSA) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, menyelenggarakan seminar inspiratif mengenai dunia kepenulisan dengan Tere Liye sebagai pembicara. Seminar tersebut diadakan di Auditorium, UINSA, Senin, 30 Mei 2016 dan diikuti mahasiswa antar Fakultas UINSA.
Dr. H. Imam Ghazali dalam sambutannya menyampaikan, bahwa untuk menghasilkan karya tulis, seseorang harus berani dan tidak perlu merasa takut, “Berbuat, berkarya dan jangan takut. Kalau salah, akan ada yang meluruskan. Kalau tidak berbuat, malah tidak akan terjadi apa-apa,” tutur Dekan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) tersebut.
Lebih lanjut disampaikan Adhan Prambudi, Ketua EDSA, bahwa menulis dan membaca merupakan dua hal yang sangat berkaitan. Melalui seminar inspiratif ini, diharapkan minat menulis para peserta akan mengalami pertumbuhan. Ketika minat menulis para generasi muda bertambah, akan berpengaruh juga terhadap minat membacanya, “Saya ingin menumbuhkan minat membaca, agar generasi muda berikutnya menjadi generasi yang lebih baik lagi,” tegas Mahasiswa Semester 6 Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) tersebut.
Motivasi menulis memang rentan sekali mengalami anomali. Sehingga sangat berpengaruh terhadap kegiatan konkrit menulis. Dari kesulitan tersebut, Tere Liye pun memberikan resep ampuh untuk mengatasinya, “Menulis dengan tulus itu lebih penting ketimbang menulis dengan alasan-alasan lain,” tegas pria kelahiran Sumatera tersebut.
Karena jika motivasi menulis adalah ketulusan hati, menurut Tere Liye, niscaya orang akan tetap menulis walaupun tidak ada yang membaca sekaligus memberikan komentar terhadap tulisannya. Pada kesempatan itu, Tere Liye juga memberikan beberapa Story Telling kepada para peserta seminar perihal motivasi menulis, “Walaupun tulisan anak tersebut tidak ada yang membaca, namun dia tetap menulis di blognya. Dan pada suatu saat, tulisan anak tersebut dapat menyelamatkan orang lain yang akan melakukan bunuh diri. Itulah yang saya sebut sebagai motivasi tulus,” ujarnya saat menyampaikan cerita.
Tak lupa, Tere Liye juga menyampaikan solusi kepada para peserta seminar mengenai kebingungan dalam menentukan tema menulis, “Tulislah apa yang kamu suka, tulislah sesuatu yang ketika kamu melakukannya, kamu melakukan hal tersebut dengan suka cita dan tidak merasa terpaksa. Luangkan niat dari awal, tidak ada orang yang menyelesaikan masalah kalian, kecuali dimulai dari diri kalian sendiri,” tutur Tere Liye sebelum mengakhiri sharing dalam seminar tersebut. Acara kemudian ditutup dengan sesi foto bersama dan berbagi tanda tangan dari Tere Liye. (Rag)