Wisuda ke-80: Menikmati Khidmat Dua Sesi dengan Injeksi Anomali
Sedikit perbedaan yang terjadi pada Wisuda ke-80 Periode II tidak merubah substansi dan esensi prosesi pelantikan yang menjadi puncak perjalanan akademik di UIN Sunan Ampel Surabaya. Wisuda kali ini terangkai dalam dua sesi yang khidmat diiringi beberapa cerita unik didalamnya.
alamtarapersma.com – Sebanyak 1131 lulusan UIN Sunan Ampel Surabaya yang terbagi dari program sarjana, Magister, dan Doktor menjalani serangkaian prosesi wisuda pada Sabtu (19/8) kemarin. Perhelatan akbar Wisuda ke-80 Periode II ini dilaksanakan di Gedung Sport Center and Multipurpose Building UIN Sunan Ampel Surabaya, namun ada yang berbeda pada Wisuda ke-80 ini dengan wisuda-wisuda sebelumnya, yakni rangkaian acara dibagi menjadi dua sesi. Sebanyak 567 lulusan dilantik sebagai wisudawan pada sesi pertama yang dimulai pukul 08.00 sampai pukul 11.00 WIB, dan 564 lulusan berikutnya dilantik pada pukul 13.00 sampai 16.00 WIB pada sesi kedua.
Pelaksanaan wisuda dua sesi ini tidak lepas dari hasil perencanaan para panitia pelaksana Wisuda ke-80. Salah satunya Zainudin selaku panitia di bidang protokoler yang mengatakan bahwa wisuda kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena pelaksanaannya dibagi menjadi dua sesi dengan tujuan agar lebih kondusif dan memang karena keterbatasan kapasitas Gedung Sport Center, “Untuk tahun ini dan pertama kali kita mengadakan sehari wisuda dua sesi karena kalau satu sesi jumlah yang seribu lebih sehingga tidak bisa ter-cover di dalam gedung semua. Alhamdlillah dengan model baru prosesi wisuda dua kali dalam sehari atau dua sesi kelihatan lebih baik, lebih kondusif, dan lebih lancar.” Ucap panitia yang juga merupakan salah satu dosen di Prodi Psikologi.
Acara wisuda berlangsung dengan lancar dan khidmat meskipun ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan ekspetasi yang salah satunya mengenai prosesi pemindahan tali wisudawan. Yang diketahui para mahasiswa pada umumnya adalah bahwa semua tali toga akan di pindahkan dari sisi kiri ke kanan oleh Prof. Abdul A’la selaku Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya, namun pada kenyataannya hanya seorang wisudawan selaku perwakilan tiap jurusan saja yang dipindahkan tali toganya, “Yang tadi untuk masalah pindah tali (tali toga, red.), saya kira dipindahkan sama Rektor, ternyata dipindahkan sendiri. Cuma perwakilan dari satu mahasiswa (yang tali toganya dipindahkan Rektor, red.). Untuk mahasiswa lain, pindah sendiri. Ya seperti itu, saya kira dipindahin, tapi Alhamdulillah acara wisuda nya tenang, kondusif.” Ungkapnya.
Selain itu sempat tertangkap juga ada beberapa dekan yang mengikuti prosesi wisuda dari awal sampai akhir tertidur di kursi mereka. Hal ini dinilai wajar mengingat serangkaian prosesi yang padat dan desain wisuda dua sesi baru pertama kali diberlakukan. “Iya, tadi juga kelihatan ada beberapa dekan yang tertidur saat di gedung SC (Sport Center and Multipurpose Building, red.),” ungkap salah satu wisudawan di sesi kedua yang enggan disebut namanya itu.
Pada saat memberi sambutan, Prof. Abdul A’la juga mengumumkan perihal pembangunan kampus kedua UIN Sunan Ampel yang bertempat Gunung Anyar dengar kisaran luas 39 Hektar yang rencananya digunakan untuk fakultas berbasis non-islamic study yakni Fakultas Sains dan Teknologi (SAINTEK), Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) yang diperkirakan akan rampung pada akhir tahun 2018 mendatang. Di akhir pidato sambutannya pun, Rektor yang sudah mendekati akhir dari periode pengabdiannya sebagai orang nomor satu di UIN Sunan Ampel Surabaya ini mengutarakan kepuasannya mengenai sound system di acara tersebut. Sambil mengacungkan dua jempol, ia mengatakan, “Wisuda kali ini sound system-nya bagus, saya sempat stress.” Tak ayal komentar spontan Rektor UINSA tersebut membuat para hadirin dan panitia tertawa.
Mengingat FPK yang saat ini sedang menempati fakultas lama milik Syariah dan Hukum dengan fasilitas yang masih dirasa kurang kondusif untuk kegiatan belajar mengajar. Harapan untuk kedepannya ketika FPK sudah memiliki gedung fakultas baru di kampus kedua UIN Sunan Ampel, hal tersebut dapat lebih menunjang proses perkuliahan yang lebih mumpuni dari segi fasilitas. Mala yang juga menjadi wisudawan terbaik dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,66 dari Prodi Psikologi pun ikut menyemangati para mahasiswa psikologi yang masih menimba ilmu di jurusan psikologi untuk terus semangat meskipun saat ini fasilitas yang tersedia bisa dibilang terbatas. “Untuk adek-adek semuanya, semoga tetap terjaga semangat belajarnya. Jangan ngeluh, jangan males, sampai akhir.. Dan bisa menggapai apa yang jadi harapan dan cita citanya..” Pesannya via Whatsapp. (tara/ummu/saf)