Kenali 8 Tipe Cinta Ini, Manakah Tipe Cintamu?
Image source:http://favim.fr/image/3619532/
Siapa yang tak pernah jatuh cinta? Setiap individu pasti pernah merasakannya baik dicintai ataupun mencintai. Cinta adalah perasaan yang universal dan mengandung makna yang rumit. Berbeda individu, berbeda pula dalam memaknai cinta. Perkataan cinta senantiasa berubah arti seiring pemahaman dan penggunaannya. Lalu bagaimanakah psikologi memandang cinta? Sebagai ilmu yang pokok keilmuannya adalah mental manusia, psikologi menguraikan pembahasannya melalui perilaku manusia. Kajian psikologi mengenai fenomena cinta dibahas dalam psikologi sosial khususnya dalam kajian hubungan Interpersonal. Peneliti psikologi sendiri mengakui bahwa tidak mungkin hanya ada satu definisi cinta. Seperti lirik lagu yang didendangkan penyanyi senior titiek Puspa “jatuh cinta berjuta rasanya, biar siang biar malam terbayang wajahnya..” maka sangat sulit untuk dapat membakukan satu definsi untuk sejuta rasa tersebut.
Baron dan Berney (2004) dalam bukunya Psikologi Sosial mendefinsikan cinta sebagai sebuah kombinasi emosi, kognisi, dan perilaku yang ada dalam sebuah hubungan intim. Dalam cinta tidak hanya aspek perasaan yang paling dominan. Perasaan belas kasih dan kasih sayang yang dirasakan saat jatuh cinta diiringi pula dengan aksi yang dilakukan berupa pengorbanan diri, memberikan empati dan perhatian.
Aron dan Paris (1995) menemukan bahwa jatuh cinta mendorong terjadinya peningkatan self-efficacy (harga diri) dan self-esteem (keyakinan diri). Berdasarkan temuan Aron dan Paris tersebut, seseorang yang mencintai orang lain akan mencintai dirinya sendiri. Karena apabila seseorang dicintai, secara psikologis seseorang merasa dirinya mendapatkan reward dari cinta tersebut sehingga ia akan merasa dirinya berharga dan di hargai. Memiliki arti di dalam hidup orang lain akan menambah keyakinan diri seseorang. Jadi ketika anda menjalin hubungan dengan seseorang, lalu anda merasa disikiti dan tak diinginkan, sebaiknya anda tanyakan lagi pada diri anda sendiri, benarkah perasaan itu disebut cinta? Pantaskah anda jatuh cinta pada seseorang yang bahkan tak tahu hatinya untuk siapa?
Lalu bagaimana anda tahu kalau anda benar-benar jatuh cinta? Percintaan terjadi sebagai hasil dari kedekatan, bangkitnya afek (Re-Perasaan), motivasi untuk memiliki hubungan, keyakinan kita mengenai karakteristik yang dapat diamati mengenai orang lain, dan rasa saling suka (Baron,2004). Lee dan Sternberg (1998) mengajukan taksonomi gaya cinta. Sternberg memandang cinta sebagai suatu segitiga, terdiri dari keintiman, nafsu, dan komitmen.
Komponen pertama dalam the triangular theory of love Stenberg adalah keintiman (intimacy), yakni kedekatan yang dirasakan oleh dua orang dan kekuatan dari ikatan yang menahan mereka bersama. Keintiman secara esensial adalah cinta karib. Pernahkah anda mencintai sahabat anda? Nah dalam hal ini, cinta yang sedang anda rasakan didasari oleh keintiman yang tinggi, dan kepedulian yang terjalin. Komponen kedua yakni nafsu (passion) didasarkan pada percintaan, ketertarikan fisik, dan seksualitas. Ketiga adalah komitmen (commitment) merepresentasikan faktor kognitif seperti keputusan bahwa anda mencintai dan ingin bersama dengan orang yang lain dan juga komitmen untuk mempertahankan suatu hubungan.
Berdasarkan pada tiga komponen tersebut, berikut tipe-tipe cinta menurut Sternberg (Source: dosenpsikologi.com/teori-cinta-sternberg
1. Non-Love (Tidak Ada Cinta): Kondisi dimana tidak terdapat tiga unsur dari teori cinta Sternberg. Contohnya pada hubungan perkenalan atau hubungan dengan orang-orang biasa (casual interaction)
2. Liking (Menyukai): Kondisi dimana yang mendominasi adalah unsur perasaan menyukai (intimacy). Contohnya ada pada hubungan pertemanan yang tidak menimbulkan gairah. Bahkan ketika passion itu muncul, maka seketika salah satu pihak akan merasakan kehilangan.
3. Infatuation (Cinta Gila): Kondisi dimana gairah mendominasi kuat, namun tidak ada hasrat dan komitmen. Contohnya cinta saat pertama kali melihat seseorang (love at first sight).
4. Empty Love (Cinta Kosong): Tidak sedikit hubungan pernikahan mengalaminya. Ini adalah kondisi dimana dalam suatu hubungan komitmen tanpa ada kedekatan dan hasrat. Contohnya pada pernikahan paksa.
5. Romantic Love (Cinta Romantis): Sebaliknya, hubungan ini hanya didominasi oleh hasrat dan kedekatan tanpa adanya komitmen. Contohnya, cinta lokasi antara dua individu yang bisa saja berakhir ketika keduanya sudah tidak berada pada lokasi/lingkungan bersama.
6. Companionate Love (Cinta Persahabatan): Contoh dari hubungan ini adalah hubungan persahabatan yang keduanya saling menjaga untuk waktu yang lama. Berisi komponen kedekatan dan hasrat.
7. Fatuous Love (Cinta Bodoh): Sebuah hubungan cinta yang ironis. Yaitu adanya komitmen dan hasrat. Namun tanpa adanya kedekatan. Contohnya ada pada pernikahan yang terjadi dengan cepat atas pertimbangan passion.
8. Consummate Love (Cinta Sempurna): Ini adalah puncak cinta dari sebuah hubungan yang diidamkan oleh semua orang. Yakni keseimbangan yang terjadi antara intimacy, passion dan commitment. Meskipun Sternberg sendiri menyatakan bahwa kondisi yang seperti ini sulit dan membutuhkan kecerdasan dari pasangan tersebut dalam rangka mempertahankannya.
Jika sekarang anda sedang jatuh cinta, tipe manakah cinta anda? Agar tidak jatuh pada seseorang yang tidak mau mengulurkan hati, penting untuk mengetahui dan mengontrol perasaan apa yang sedang anda rasakan. (UMM)