Pengenalan Miniatur Negara dalam Pagelaran Inagurasi 2017
Pagelaran Inagurasi UIN Sunan Ampel Surabaya tahun ini pada Sabtu (10/9) agaknya berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya, pasalnya acara sudah tidak dapat digelar pada malam hari dan penentuan hari yang bertepatan dengan akhir pekan membuat maba yang hadir juga tidak sesuai perkiraan
alamtarapersma.com – Sabtu kemarin (10/9) mahasiswa baru UIN Sunan Ampel berkumpul di Gedung Sport Center and Multipurpose Building untuk mengikuti kegiatan ‘Civil Fun Inaguration’. Acara ini mengusung tajuk Civil Fun yang merepresentasikan dunia perkuliahan sebagai miniatur negara dimana mahasiswa baru diibaratkan civic (rakyat sipil) yang merupakan hirarki terbawah dalam tatanan negara. Sehingga tajuk tersebut dapat diartikan dengan membaur dengan rakyat sipil, “Civic yang berasal dari kata sipil kan ya kalau bahasa indo, jadi tujuannya itu bisa mencakup kalangan terbawah yaitu rakyat sipil. Kan kampus itu miniatur negara, nah sipil kan birokrasi paling bawah,” Ungkap Hasan Basri selaku Ketua Pelaksana acara inagurasi siang itu.
Acara dimulai pukul 08.00 dengan Khotmil Qur’an yang dipimpin langsung oleh Prof. Ali Mufrodi selaku Warek III. Sebelum acara dimulai, pembawa acara mengumumkan pemenang lomba orasi saat PKKMB yang dimenangkan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), dan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH).
Lalu masuk ke acara inti, yaitu pengenalan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Unit Kegiatan Khusus (UKK) di UIN Sunan Ampel. Setiap UKM/UKK diberi waktu 20 menit untuk menampilkan aksi mereka, “UKM emang tampil 20 menit karena pihak rektorat pengennya kita selesai jam sekian,” Ucap ketua pelaksana sambil menyeka rambutnya.
Diawali oleh Resimen Mahasiswa (MENWA) yang menampilkan bongkar pasang senjata dengan mata tertutup, dan teknik mematahkan batako/paving. Lalu dilanjut Penampilan kedua yang datang dari Unit Kegiatan Pengembangan Intelektual (UKPI) diisi Orasi Mahasiswa, kemudian UKM Pencak Silat, dan UKM Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALSA) menampilkan aksi memanjat dengan menggunakan seutas tali yang diakhiri dengan penurunan bendera merah putih diikuti pelantunan lagu Indonesia raya yang dinyanyakan seluruh mahasiwa.
Pada saat penurunan bendera, terjadi insiden bendera terlilit. Hal tersebut terjadi karena adanya ketidaksesuaian antar dua anggota yang menurunkan bendera di atas tribun penonton. Meskipun begitu aksi berakhir dengan baik dan MAPALSA hanya membutuhkan waktu semalam untuk mempersiapkan penampilan tersebut, salah satu anggota MAPALSA menjelaskan, “Sebenarnya kan ini yang satu turunnya ke depan (pemanjat menarik bendera ke arah depan, red), yang satu ke belakang (pemanjat menarik bendera ke arah belakang, red) kalau dilihat itu pas gulungnya jadi nggak sama.”
Setelah MAPALSA, UKM selanjutnya yang tampil ada Unit Pengembangan Tahfidzul Quran (UPTQ), Ikatan Qori’ Qori’ah Mahasiswa (IQMA), Unit Pengembangan Bahasa Asing (UPBA) dan Unit Kegiatan Olahraga (UKOR). UKM tingkat Fakultas yang tampil pada siang itu adalah UKM Musik Psikologi (MUGI), dan UKM-UKM fakultas lainnya.
Meskipun tujuan dari acara ini untuk menarik mahasiswa baru agar mengenal lebih jauh mengenai UKM yang ada di kampus, kenyataanya jumlah prosentase mahasiswa baru yang hadir kurang lebih hanya 600 dari 4385 maba. Hal ini diamini oleh ketua pelaksana dari DEMA-U (Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas) yang menyatakan bahwa jadwal inagurasi yang bertepatan dengan akhir pekan inilah, yang menjadi penghambat pengumpulan para mahasiswa baru, “Kendalanya sih di mobilisasi maba yang agak repot, meskipun kita sudah coba komunikasi pake humas kampus. Dari pihak akademik pengennya ‘monggo, samean yang sebarkan ke Maba’,” tandasnya
Menurut Hasan Basri, acara inagurasi ini lebih banyak dikonsepkan oleh pihak Rektorat, “Jadi sebenarnya gini, masalah konsepsi lebih banyak dari rektorat seperti pembukaan dengan Khotmil Quran. Terus kita nggak diperbolehkan untuk ngundang guest star juga dari luar. Akhire, untuk keberlangsungan ini, kita sebagai panitia cuma melakukan apa yang sudah dikonsepkan rektorat”.
Berbeda dari tahun lalu, kegiatan inagurasi ini dilangsungkan pagi hingga siang hari. Sementara pada tahun-tahun sebelumnya, inagurasi kampus dilangsungkan pada malam hari, “Kalau kami sebagai panitia pengennya malam sebenarnya, tapi bagaimana lagi, dari rektorat meminta rundown acara jam 2 atau 3 udah selesai,” tutur mahasiswa asal Tarbiyah tersebut.
Kekecewaaan karena sepinya kehadiran mahasiswa baru ini juga dikeluhkan oleh beberapa mahasiswa baru yang merasa acaranya yang cukup menarik namun tidak bisa diikuti oleh sebagian besar maba, “Acaranya asyik, tapi sepi begini,” keluh Billa, mahasiswa baru dari jurusan Hukum Pidana Islam (HPI) Fakultas Syariah dan Hukum (FSH). (UMM/AY/DYA)