PEMIRA “KILAT” FPK 2019
Komisioner Pemilihan Umum Raya Mahasiswa (Kopurwa) menyebarkan sebuah poster melalui akun media sosialnya mengenai Pemilihan Umum Raya (Pemira) Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya 2019. Dalam poster tersebut dicantumkan rangkaian kegiatan Pemira yaitu mulai tanggal; 11-12 Januari Sosialisasi; 13-14 Januari Pendaftaran; 15 Januari Verifikasi dan Wawancara, 16 Januari Pengumuman Bakal Calon; 17 Januari Kampanye; dan 18 Januari Pencoblosan.
Surabaya (18/1) – Pemilihan Umum Raya (Pemira) tingkat fakultas yang dilaksanakan sejak Jumat (11/1) minggu lalu tidak lepas dari peran utama Kopurwa selaku pelaksana Pemira tahun ini. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama mengeluarkan Nota Dinas No. R.152/UN.07/01/R/R.7/PP.009/01/2019 perihal Sosialisasi SK Dirjen Tentang Ormawa. Dalam nota dinas tersebut, terdapat himbauan untuk melaksanakan Pemilihan Pengurus Baru Periode tahun 2019, dimana pelaksanaan tersebut terakhir tanggal 21 Januari 2019. Pelaksanaan pemilihan pun dihimbau untuk mengikuti ketentuan yang ada pada Surat Keputusan (SK) Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam (Pendis) Nomor 4961 tahun 2016 tentang Organisasi Mahasiswa (Ormawa).
Kemarin (17/1), sesuai dengan poster yang telah disebarkan oleh Komisioner Pemilihan Umum Raya Mahasiswa (Kopurwa) melalui salah satu akun media sosialnya, merupakan masa kampanye dari masing-masing pasangan calon (paslon) Ketua dan Wakil Ketua Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) tahun 2019. Dalam wawancara yang dilakukan kru LPM Alam Tara kepada Yunggar, Ketua Kopurwa tahun 2019 yang bertugas, menyebutkan bahwa keputusan ini memang diberitahukan mendadak dari pihak rektorat kemudian disampaikan melalui Wakil Dekan III, selaku yang menaungi seluruh kegiatan kemahasiswaan di tingkat fakultas, sehingga waktu pelaksanaan sendiri sangat mepet. Hal ini berdampak pada seluruh rangkaian kegiatan Pemira FPK UINSA tahun ini.
Nomor Urut Paslon
Setelah melakukan tahap verifikasi dan wawancara pada masing-masing paslon, Kopurwa akhirnya mengumumkan nomor urut paslon melalui instagram stories pada Rabu (16/1) pukul 19.07 WIB. Nomor urut 01 diisi oleh Partai Matahari Terbit dengan paslon Fuadiana-Muthia. Sedangkan nomor urut 02 diisi oleh Partai Pergerakan Mahasiswa dengan paslon Lia-Fathoni.
Masa Kampanye
Masa kampanye yang dijadwalkan hanya satu hari yaitu pada tanggal 17 Januari dilakukan via online. Kopurwa mengunggah poster masing-masing paslon melalui akun sosial media. Dalam poster tersebut tercantum foto paslon, nomor urut, visi, misi, dan jargon tiap paslon.
Sistem Pencoblosan
Pemilihan sendiri dilaksanakan secara langsung di Meeting Room Lt.2 Gedung Rektorat Lama pada hari Jumat (18/1) mulai pukul 08.00 hingga 15.00 WIB. Pemilih sendiri dilakukan oleh perwakilan dari masing-masing kelas yang terdiri dari dua orang, kosma dan mahasiswa lainnya. Kelas-kelas yang memiliki hak suara sendiri meliputi 4 kelas masing-masing angkatan yaitu 2015, 2016, 2017, dan 2018. “Ya, itu pakai sistem perwakilan. Totalnya kan hanya 32 Surat Suara,” terang Mochammad Irfan Hadi selaku Wakil Dekan (Wadek) III FPK. “Bukan keputusan kami, keputusan dari atas, dari Dirjen Pendis. Jadi, ada SK yang menyatakan bahwa untuk mekanisme pemilihan ketua SEMA, ketua DEMA, itu menggunakan sistem yang sekarang kita laksanakan itu,” tambah Wadek III FPK yang khas dengan kaca matanya.
Sistem yang dilaksanakan ini merujuk pada SK Dirjen Pendis Nomor 4961 tahun 2016 tentang Ormawa. Dalam SK tersebut dijelaskan bahwa pemilihan Ketua dan Wakil Ketua DEMA Fakultas (DEMA-F) dilakukan melalui pemilihan dari masing-masing ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ). Berhubung Fakultas Psikologi dan Kesehatan sendiri hanya terdiri dari satu prodi, maka dipiilih jalan dengan perwakilan dua suara dari masing-masing kelas.
Mengingat pemilihan tahun lalu dimana setiap mahasiswa memiliki hak suara untuk memilih, Ketua Kopurwa, Yunggar, berkomentar “Emang, sih, kalau dibilang ini kurang baik buat demokrasi. Ya, saya akui, iya, tapi ya bagaimana lagi, kita ini sudah dimandat sama rektorat, buat tanggal 21 untuk memberikan nama-nama,” Ujar Yunggar saat diwawancara via telepon.
Namun sekali lagi ditegaskan oleh Wadek III FPK bahwa pemilihan yang dilaksanakan pada tahun ini sudah baik. Karena pengumuman mendadak dari rektorat tidak hanya berdampak pada FPK sendiri, melainkan seluruh fakultas di Uinsa.
Informasi Pencoblosan
“Kita itu udah berusaha semaksimal mungkin, sih. Jadi, sering upload-upload ke IG (red, Instagram) Kopurwa, habis itu IG Alam Tara, Mugi, SEMA, DEMA. Ya, in syaa Allah, sih, pakai cara-cara itu tadi agar mereka itu tahu, mahasiswa FPK,” Terang Yunggar. Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa penyebaran informasi juga telah dilakukan kepada masing-masing kosma (ketua kelas), sehingga hal tersebut merupakan tanggung jawab kosma untuk menyampaikan kepada teman kelasnya. Informasi diberikan berupa sebuah surat yang ditandatangani langsung oleh Wadek III FPK, Ketua, dan Sekretaris Kopurwa.
Meskipun telah melakukan berbagai strategi penyebaran informasi via online mengenai Pemira, namun masih ada yang belum mengetahui. Misalnya, Kosma dari kelas G1 Semester 4, yang mengaku belum mendapatkan informasi apapun terkait pencoblosan.
Rencana Kopurwa Tahun Depan
Yunggar mengaku bahwa Kopurwa tidak memiliki anggaran sejak awal. Oleh karena itu biaya sebesar tiga ratus lima puluh ribu rupiah yang dibayar oleh tiap paslon menjadi satu-satunya anggaran Kopurwa tahun ini. Rencananya pula, jika terdapat uang sisa, maka akan di kembalikan ke SEMA Fakultas (SEMA-F) atau ke Kopurwa selanjutnya. Ia pun mengharapkan untuk kedepannya, ada lebih banyak pihak yang membantu Kopurwa.
Wadek III FPK mengatakan bahwa tahun depan akan diusahakan Pemira yang lebih baik yaitu dengan adanya debat antar paslon, hak suara masing-masing mahasiswa FPK. (lfn)
Segala bentuk verifikasi akan di terbitkan pada berita selanjutnya. Nantikan kabar terbaru seputar pencoblosan dan hasil penghitungan suara melalui stories dan akan disiarkan secara langsung melalui instagram LPM Alam Tara @lpmalamtara.