CERMIN PENEMBUS WAKTU

Bagikan

Di sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) ada seorang siswa yang bernama Diego. Ia dikenal sangat nakal dan bande di sekolah dan tidak ada satu pun temannya yang menyukai kelakuannya itu. Beberapa kebiasaan buruknya, yaitu datang terlambat ke sekolah, sering tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mendapatkan nilai merah di ulangan, dan setiap pulang sekolah ia selalu mampir ke warung kopi dekat sekolahnya. Kisahnya berawal dari, “Diego bangun!” kata mama Diego yang sudah menegurnya sampai hampir 10 kali. “Iya, Ma!” kata Diego dengan keadaan masih bergoleran di kasur. “Bangun Diegoooo, cepat.” kata mama berulang kali. “Bangun! Kalau nggak, mama akan kurangin uang jajan kamu selama sebulan!” kata mama Diego.

Akhirnya, Diego pun beranjak dari kasur karena ancaman mamanya tadi. Memang, salah satu ketakutan Diego adalah pengurangan uang jajan dari mamanya. Setelah bersiap-siap, Diego pun berangkat ke sekolah pukul 7 pagi. Ia terlambat masuk sekolah seperti biasanya dan dihukum. Saat pulang sekolah, Ia mampir ke warung kopi tempatnya berkumpul dan bercerita kegiatan selama di sekolah dengan teman-temannya. Keesokan harinya, Diego pun seperti biasa masih telat dan lagi-lagi Ia mendapat hukuman dari guru karena tidak megerjakan PR-nya. Saat bel istirahat, Ia menuju ke toilet dan beranjak ke kantin. Ia menuju toilet lagi saat bel istirahat kedua. Setelah itu, Ia melihat ke suatu cermin. “Perasaan tadi cermin ini tidak ada disini, kenapa sekarang ada, ya?” gumam Diego. Lalu, Ia pun mendekati cermin itu dan mulai menyentuhnya dengan telapak tangannya. Saat Diego menyentuhnya, la tidak lagi berada di tahun 2017 melainkan ia berada di tahun 2000.                                                                                                                 

Ia merasa aneh dan bergumam, “Mengapa sekolah ini menjadi kumuh dan jelek? Apa hanya aku yang salah melihat?” gumam Diego. Lalu, Ia pun kembali ke kelasnya dan masih belum menyadari bahwa Ia berada di tahun 2000. Saat di kelas, Ia mulai bingung mengapa teman sekelasnya tidak ada yang dikenal. Pada saat pulang sekolah, Ia pergi ke warung kopi dekat sekolahnya, tetapi warung itu tidak ada yang ada hanyalah lahan kosong yang digunakan untuk bermain bola. Ia pun akhirnya pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Ia diusir karena dirasa bukan termasuk anggota keluarga rumah tersebut. Ternyata, dulunya rumah Diego ditempati oleh orang lain yang tidak Ia kenali. Akan tetapi, Diego terus memaksa agar Ia dapat masuk ke rumah itu karena Ia merasa bahwa rumah itu adalah rumahnya. Akhirnya, Diego pun diperbolehkan masuk dengan syarat tidak merepotkan pemilik rumah tersebut, lalu ia ditanya seperti ini, “Kamu siapa? Mengapa kamu bisa ada di sini?” tanya pemilik rumah tersebut. “Saya anak dari pemilik rumah ini, Anda siapa dan kenapa anda bisa disini?” Kata Diego.

“Saya pemilik rumah di sini” kata pemilik rumah tersebut. “Ya sudah terserah pokoknya ini adalah rumah saya” bantah Diego. Lalu, Diego pun melihat sekeliling rumah dan merasa rumahnya sangat berbeda dengan keadaan rumahnya yang sekarang Diego pun iseng melihat kalender dan dia terkejut lalu berkata, “Kenapa di kalender ini tahun 2000, seharusnya kan 2017″ gumam Diego. Ia pun langsung bertanya kepada pemilik rumah tersebut. “Mengapa di kalender ini tahun 2000, apa kamu tidak pernah menggantinya selama 17 tahun ini?” Tanya Diego. “Maksud kamu apa? Ini kan memang tahun 2000?” jawab sang pemilik rumah. “Hah? Ini tahun 2017 tau, jangan ngarang deh.” Jawab Diego

Keesokan harinya, la bingung harus jajan dengan uang siapa? Ia juga tidak boleh merepotkan tuan rumah. Akhirnya, Ia berpikir bahwa harus bekerja agar mendapatkan uang jajan. Ia pun mulai mencari pekerjaan di warung kopi, warnet, rumah makan, dll. Setelah beberapa jam mengelilingi kota, Ia pun akhirnya bekerja sebagai pelayan di salah satu rumah makan di daerahnya tersebut. Selama Ia bekerja, Ia hanya diupah Rp10.000/hari oleh pemilik rumah makan tersebut. Baginya, uang Rp10.000 sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Baju-bajunya pun dicuci sendiri karena tidak mampu membayar jasa cuci baju. la masih tetap bersekolah dengan uang jajan hasil kerja kerasnya tersebut. Keesokan harinya, tepat saat hari kelima di tahun 2000, Ia mulai mengetahui bahwa setiap hal yang terjadi dalam dirinya memiliki hikmah tersendiri.

Berkat cermin ajaib, Ia berubah menjadi pribadi yang mandiri dan tidak nakal lagi. Setelah menyadari hal itu, Ia mencoba untuk kembali ke sekolah dan mencari cermin ajaib itu. Setelah lama mencari, akhirnya Ia menemukan apa yang dicarinya. Ia pun mencoba untuk menyentuhnya lagi, tetapi tidak ada perubahan. Ia tetap berada di tahun 2000. Lalu, Ia mencoba berpikir bagaimana cara kerja cermin ajaib ini. Akhirnya, Ia mencoba pergi ke ruang guru dan gudang, ternyata cara kerja cermin ajaib ini berada di gudang.

Caranya, kamu harus menempatkan cermin tersebut lurus dan sejajar dengan pintu masuk kamar mandi. Lalu, kamu harus berada tepat didepan cermin tersebut dan perlahan-lahan menyentuhnya dengan telapak tangan kamu. Akhirnya, Diego pun mencobanya dan berhasil. Ia mencoba pulang ke rumahnya dan benar sekarang Ia sudah kembali di tahun 2017. la pun bertanya kepada mamanya, “Ma, apakah ini 2017?” Tanya Diego. “Apa maksud kamu? Ya, dari kemarin juga ini 2017? Kamu sakit, Nak?” jawab mama Diego. “Nggak apa, Ma, sehat kok” Jawabnya sambil tersenyum. Mama Diego pun bingung kenapa Diego aneh dan tidak seperti Diego yang biasanya. Hari demi hari berlalu, mamanya menyadari bahwa Diego sudah berubah menjadi pribadi yang lebih baik dan berkata kepada Diego, “Hal apa yang membuat kamu jadi pribadi yang lebih baik, Nak?” Tanya mama. “Nggak ada kok Ma, ini emang kemauan aku sendiri” jawab Diego sambil tersenyum. “Yaudah deh bagus kalau kamu bisa merubah diri kamu menjadi pribadi yang lebih baik, mama bangga sama kamu” jawab mama Diego dengan perasaan bangga karena Diego sudah berubah.

Ternyata, selama perjalanannya di tahun 2000 itu hanya terhitung 5 jam di tahun 2017. Ia pulang membawa sifat dan sikap yang lebih baik. Sudah tidak nakal, tidak malas, mandiri, dan tidak pernah terlambat masuk sekolah. Ia sudah menyadari kelakuannya yang buruk dan tidak akan mengulanginya lagi. Ia juga menyadari kelakuan nakal itu lah yang membuat banyak dari temannya tidak suka terhadap Diego. Ternyata, cermin penembus waktu itu membawakan dampak yang baik kepada Diego.

 

Penulis : AH

Editor : Dewi 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.