Mengenal Islam Lebih Dekat dari Problematika Islam Masa Kini

Bagikan

Judul Buku : Tidak di Ka’bah, di Vatikan, atau di Tembok Ratapan, Tuhan Ada di Hatimu

Pengarang : Husein Ja’far Al-Hadar

Penerbit : Mizan

Tahun Cetak : 2020

“Sejatinya menghadap ke mana pun, kita melihat kebesaran Allah yang membuat kita menyebut nama-Nya. Bukan hanya di Ka’bah, tapi juga di gubuk-gubuk orang miskin, di rumah-rumah yatim, bahkan di lembaga pemasyarakatan. Masjid bisa roboh, Ka’bah bisa sepi, tapi hati manusia yang beriman akan abadi dalam ketaatan dan kecintaan pada-Nya”.

Buku yang ditulis oleh Husein Ja’far Al-Hadar berjumlah 204 halaman dan tergolong ke dalam kategori Islam populer. Husein Ja’far Al-Hadar dikenal sebagai seorang cendekiawan muslim lulusan sarjana Filsafat Islam dan magister Tafsir Qur’an yang berdakwah melalui Youtube dan podcast dengan mengikuti gaya anak muda saat ini. Seperti Youtube dan podcast-nya, buku yang ditulis ini pun memiliki gaya dakwah yang sama dan mengangkat beragam isu-isu terkini. Isu-isu terkini tersebut dipaparkan menjadi 4 tema, yaitu hijrah, islam bijak bukan bajak, akhlak islam, nada canda dan beda. Di buku ini, Husein Ja’far Al-Hadar juga banyak menyertakan sumber-sumber referensi yang Ia gunakan dengan bersumber dari Al-Qur’an, sunnah, hadits, kisah khalifah, sahabat nabi, maupun biografi dari Nabi Muhammad di mana sumber-sumber tersebut berada di setiap tema yang dibahas.

Alur pembahasan yang dilakukan Husein Ja’far Al-Hadar ialah dengan menceritakan masalah yang terjadi kemudian permasalahan tersebut dijawab dengan menyajikan sumber-sumber yang telah disebutkan di atas. Adapun pada setiap tema terdapat empat hingga enam bab di dalamnya. Pada tema pertama, salah satu permasalahan yang dibahas adalah tentang definisi dan cakupan hijrah. Husein Ja’far Al-Hadar mengatakan bahwa hijrah tidak hanya mencakup ibadah pada Tuhan, melainkan juga harus mencakup ibadah kepada sesama. Pada tema kedua salah satu yang dibahas ialah tentang etika perang dalam Islam. Di bab ini, Husein menjelaskan hukum perang dalam Islam yaitu bersifat muqayyad (insidental) dengan sebab-sebab tertentu. Jadi, jika sebab-sebab tertentu tidak ada, maka perang tidak diperbolehkan. 

Pada tema ketiga, Husein Ja’far A-Hadar menulis tentang 4 sub bab yang terkait dengan akhlak dalam Islam. Salah satunya yang cukup menarik dibahas ialah tentang hoaks. Husein menjelaskan dalam Islam, kita diajarkan untul haqqul yaqin (benar-benar yakin) pada setiap kabar yang ditemui dengan cara melakukan cross-check terlebih dahulu. Husein juga menyertakan saran lain dari kutipan perkataan Sayyidina Ali yang berbunyi: “Lihat apa yang dikatakan, jangan lihat siapa yang berkata”. Di tema keempat, dijelaskan mengenai persoalan yang sering diperdebatkan, yaitu apakah musik itu halal atau haram. Adapun pendapat Husein tentang hal ini, yaitu musik merupakan suatu media dan sebagai media musik tidak bisa dihukumi apa-apa. Jadi, hukum penggunaan musik tergantung niat kita dalam memakainya. Husein menyatakan bahwa semua musik yang mengajak pada nilai-nilai luhur: kemanusiaan, perdamaian, ketulusan, cinta, kesetiaan, dan lain-lain termasuk musik yang baik. 

Keempat tema di buku ini sangat relevan dengan problematika agama islam masa kini yang juga menjadi perdebatan umat islam itu sendiri. Walaupun keempat tema yang dibahas cukup berat, namun buku ini mudah dipahami karena memakai bahasa yang ringan dan santai. Lewat buku ini, Husein memperlihatkan bagaimana cara menjadi muslim generasi muda yang bijak, berakhlak, dan berakal sehingga tidak hanya sebatas muslim KTP saja. Buku ini cocok dibaca oleh berbagai kalangan yang ingin belajar mengenai pemahaman terkait seluk beluk persoalan agama islam dalam kehidupan sehari-hari. 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.