MEMBENTUK KARAKTER MAHASISWA PEDULI KESEHATAN MENTAL MELALUI SEBUAH BUKU MOTIVASI

Bagikan

Author: Januar Junior, Fakultas Psikologi dan Kesehatan, Prodi Psikologi, Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi V, sehat adalah baik seluruh badan serta bagian-bagiannya. Kehidupan sehat menjadi hal penting yang harus dijaga dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Terlebih lagi, pada zaman sekarang banyak dijumpai program televisi yang menayangkan program tentang cara hidup sehat. Namun, jenis program yang ditampilkan sering kali mengarah pada kehidupan sehat yang menuntut pada kesehatan fisik saja, tanpa memahami arti sehat yang sebenarnya, yakni tidak hanya secara sehat secara fisik, tetapi juga mental. Terutama yang sedang terjadi pada anak muda masa kini.

Anak muda masa kini mudah merasa letih dengan segala bentuk aktivitas yang dilakukannya, termasuk bentuk kewajiban sebagai seorang mahasiswa yang harus siap dan sigap dalam memahami materi serta mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen. Ditambah aktivitas yang mereka lakukan biasanya berlangsung dengan duduk di depan komputer selama berjam-jam. Hal tersebut menurut artikel Detik Health (2014) meningkatkan resiko terjadinya depresi.

Depresi, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi V, memiliki pengertian gangguan jiwa pada seseorang yang ditandai dengan perasaan yang merosot (seperti muram, sedih, perasaan tertekan). Perasaan tertekan inilah yang menandai proses awal terjadinya gangguan mental pada mahasiswa, apabila merasa lelah ditambah dengan kejenuhan karena melakukan aktivitasnya tanpa jeda istirahat. Terkadang, tekanan yang diterima oleh mahasiswa tidak hanya karena faktor dari dalam dirinya saja, tetapi juga melalui faktor eksternal yang turut mempengaruhi. Termasuk kejadian yang sempat viral di kalangan masyarakat pada 1 September 2021, yakni seorang mahasiswa di Kota Malang melakukan percobaan bunuh diri.

Bunuh diri didefiniskan oleh Reber & Reber (2010, h. 948) sebagai suatu niatan dan kesengajaan dalam diri seseorang untuk membunuh dirinya sendiri atau sebuah tindakan mengambil nyawanya sendiri. Tindakan tersebut sangatlah tidak dibenarkan, meskipun bagi pengidap gangguan mental bunuh diri dianggap sebagai suatu tindakan penyelesaian terakhir untuk melepaskan semua tekanan atau beban yang dipendam dalam benaknya. 

Kurangnya pemahaman dalam mengenali diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya membuat pengidap gangguan mental menjadi seseorang yang suka menyendiri, tidak peduli dengan lingkungan sekitar, memiliki pandangan yang kosong, linglung, suasana hati sering berubah, cemas atau gelisah, tidak bersemangat, bahkan kehilangan minat dalam melakukan hal yang sebelumnya disukai. Pada titik-titik akhir inilah pembentukan karakter peduli akan kesehatan mental sangat diperlukan sebab pengidap gangguan mental memerlukan pondasi positif untuk membangun mental mereka agar tidak mudah putus asa dalam menjalani kehidupan.

Pembentukan karakter peduli akan kesehatan mental dapat dilakukan melalui banyak hal, salah satunya dengan membaca buku motivasi berjudul “What’s So Wrong About Your Self Healing” karya Ardhi Mohamad. Tulisan-tulisan yang terdapat dalam buku ini bisa dijadikan sebuah acuan bahwa bunuh diri bukan menjadi akhir dalam menyelesaikan suatu perkara dalam hidup sebab dalam hidup perlu sebuah perlawan dalam menghadapi depresi, yakni dengan cara memiliki daya hidup.

Daya hidup dalam buku Ardhi Mohamad diartikan dengan sebuah kemampuan seseorang untuk mempunyai alasan terus hidup, seperti mimpi, cita-cita, atau tujuan hidup. Daya hidup dijadikan sebagai penggerak agar seseorang selalu punya alasan untuk menjalani kehidupan. Selain itu, daya hidup yang kuat bisa membuat seseorang tidah mudah rapuh ketika merasa kecewa dengan harapannya atau kehilangan orang yang disayangnya.

Untuk membangun daya hidup yang kuat, bisa dilakukan melalui banyak hal, salah satunya bagi pengidap depresi bisa meminta bantuan ketika mengalami masalah, yakni dengan bercerita kepada orang yang dipercaya. Hal tersebut didukung oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, yakni Emil Dardak dalam pidatonya di hari pencegahan bunuh diri sedunia pada 10 September 2022 di halaman Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Beliau mengajak kepada semua orang untuk peduli akan pentingnya kesehatan mental. Meluangkan waktu untuk mencurahkan kegelisahan kepada orang yang bisa dipercaya oleh pengidap depresi merupakan tindakan positif untuk mencegah terjadinya bunuh diri.

Pengertian positif sangat gamblang digambarkan di KBBI, yaitu bersifat nyata dan membangun. Hal tersebut yang perlu dimiliki oleh pengidap depresi agar bisa membangun keadaan mentalnya menjadi lebih baik dalam upaya menghadapi depresinya. Namun, terkadang orang-orang yang dipercaya atau orang terdekat tidak tahu dalam merespon cerita yang disampaikan oleh pengidap depresi dan akhirnya malah memperburuk dengan ketidaktahuan mereka, seperti menyalahkan, membandingkan dengan orang lain, atau memberikan respon positif yang toxic. Oleh karena itu, bantuan profesional dengan mandatangi psikolog merupakan salah satu solusi yang juga diperlukan.

Buku Motivasi berjudul “What’s So Wrong About Your Self Healing” merupakan salah satu buku yang dapat digunakan sebagai solusi dalam membentuk karakter peduli kesehatan mental. Akan lebih baik dampaknya apabila pembacanya adalah para mahasiswa yang siap menerapkan suatu pemahaman yang termuat dalam buku tersebut agar memiliki daya hidup kuat sehingga memiliki tujuan hidup yang terbaik, kokoh dan kekal. Jika buku tersebut dibaca oleh seluruh kalangan di negeri ini dan berhasil diterapkan dalam kehidupannya, sudah berapa banyak orang yang peduli akan pentingnya kesehatan mental. (JNR)

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.