HASIL MINI SURVEY PENTINGNYA TISU TOILET BAGI MAHASISWA FPK UINSA
Alam Tara News – Gunung Anyar – Rabu (21/06/2023) Mini survey merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang kemudian dapat diolah menjadi berita. Dalam hal ini, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Alam Tara melakukan mini survey untuk mengetahui seberapa pentingnya tisu toilet bagi mahasiswa FPK UINSA dengan waktu yang relatif singkat. Mini survey tersebut dilakukan dengan cara membagikan link kuesioner dari Google Form pada mahasiswa/i FPK UINSA. Pembagian kuesioner tersebut dilakukan LPM Alam Tara melalui media sosial dan grup dari masing-masing kelas yang tersebar mulai dari mahasiswa semester 2, 4, dan 6. Yang mana, pembagian kuesioner berlangsung selama lima hari, yakni dimulai pada Selasa (13/06/2023) hingga Sabtu (17/06/2023). Selain untuk mengetahui pentingnya peran tisu, mini survey ini juga untuk mengetahui seberapa besar aspirasi yang ingin disampaikan mahasiswa/i FPK UINSA terkait tidak tersedianya tisu toilet. Karena ketersediaan tisu, baik pada toilet pria maupun wanita tidak pernah dijumpai lagi. Hal itu telah berlangsung selama hampir setahun. Sehingga mulai munculnya keluhan dari para mahasiswa/i yang meminta agar tisu toilet kembali disediakan pada pihak-pihak yang memiliki wewenang dalam menyediakan tisu toilet di gedung FPK UINSA. Berikut grafik yang diperoleh dari hasil mini survey yang kemudian dilakukan tabulasi silang dengan SPSS.
Grafik sebaran responden mini survey
Hasil yang didapatkan pada mini survey tersebut menyatakan setidaknya 90 mahasiswa/i bersedia untuk menyuarakan aspirasinya melalui kuesioner yang telah disebarkan dengan cara meluangkan waktunya untuk menuliskan pendapat mereka terkait pentingnya tisu di toilet kering gedung FPK UINSA. Melalui grafik tersebut dapat diketahui bahwasannya sebaran responden mini survey yang didapatkan, berdasarkan pada semester dan jenis kelamin mahasiswa. Yang mana, responden yang mengisi dari mahasiswa semester 2 sebanyak 6 mahasiswa dan 25 mahasiswi sehingga total keseluruhan mahasiswa/i semester 2 yang mengisi kuesioner adalah 31. Pada mahasiswa semester 4 sebanyak 3 mahasiswa dan 17 mahasiswi dengan total 20 responden, sedangkan untuk semester 6 sebanyak 3 mahasiswa dan 36 mahasiswi dengan total 39 responden. Sehingga total keseluruhan sebanyak 90 responden.
Grafik pendapat pentingnya tisu toilet berdasarkan semester responden
Pada grafik diatas menyatakan bahwa responden merupakan mahasiswa semester 2, 4, dan 6. Masing-masing dari responden tersebut lebih dominan untuk memilih “Iya” dari pertanyaan “Apakah keberadaan tisu di toilet Fakultas Psikologi dan Kesehatan penting?”. Pada 90 responden yang bersedia menyuarakan aspirasinya. Mahasiswa semester 4 menjadi mahasiswa dengan jumlah terendah di antara mahasiswa semester 2 dan 6 melalui pertanyaan yang telah diajukan dalam menyetujui pertanyaan tersebut. Semester 6 menjadi mahasiswa dengan jumlah tertinggi yang menyatakan setuju, yakni 38 mahasiswa. Mahasiswa semester 2 tepat berada dibawah mahasiswa semester 6, yakni berjumlah 28 mahasiswa yang setuju. Melalui data yang diperoleh telah memberikan gambaran betapa pentingnya keberadaan tisu di toilet FPK UINSA. Sehingga perlu bagi pihak yang berwenang mengetahui akan pentingnya kebutuhan tisu dalam toilet kering yang tersedia di gedung FPK.
Grafik pendapat pentingnya tisu toilet berdasarkan jenis kelamin responden
Berdasarkan pada jenis kelamin responden, terlihat bahwa tersedianya tisu toilet itu penting. Grafik diatas memberikan gambaran bahwa mahasiswi cenderung memiliki respon yang cukup tinggi terkait pentingnya tisu toilet. Yang mana, total jumlah responden mahasiswa dari semester 2, 4 dan 6 adalah 12 orang, sedangkan mahasiswi berjumlah 78 orang. Perbandingan yang sangat jauh terkait jumlah responden tersebut memperlihatkan bahwasannya mahasiswa cenderung kurang responsif dalam menanggapi kuesioner yang telah dibagikan. Faktor kebutuhan akan tisu toilet melalui aspirasi yang disampaikan memang pada dasarnya cenderung lebih mengarah pada kebutuhan mahasiswi. Sehingga tidak heran bahwa responden kuesioner ini didominasi oleh mahasiswi.
Rata-rata dari mahasiswi yang mengisi kuesioner mengeluhkan kurang sterilnya kloset apabila tidak disediakannya tisu. Selain itu, sering sekali becek yang menyebabkan mahasiswi memilih-milih toilet yang bersih untuk menunaikan hajatnya. Padahal toilet yang berada pada gedung FPK UINSA merupakan toilet yang didesain kering. Yang mana, sangat bertentangan apabila keadaan toilet menjadi becek. Tidak hanya itu, kebutuhan akan tisu toilet merupakan hal yang penting untuk mengelap bagian kulit sensitif agar terhindar dari bakteri atau jamur yang menempel setelah menunaikan hajat. Meskipun keluhan itu lebih banyak disampaikan oleh mahasiswi. Akan tetapi, terdapat juga beberapa mahasiswa yang juga turut menyampaikan keinginannya untuk disediakannya tisu toilet dengan kebutuhan yang sama seperti mahasiswi.
Tidak heran, bahkan dalam menyampaikan aspirasinya melalui mini survey yang disediakan oleh LPM Alam Tara, mahasiswa/i juga memberikan solusi terkait apabila pihak yang berwenang tidak menyediakan tisu toilet karena takut akan pemborosan dalam pemakaian. Mahasiswa semester 4 yang tidak ingin disebutkan identitasnya dalam pengisian kuesioner mengatakan “Kalau nggak mau cepet abis tisunya, satu kelas dikasih satu roll satu minggu, bukan disimpan di toilet”. Dalam hal ini, penyediaan tisu toilet memang perlu adanya pertimbangan oleh pihak yang berwenang menyediakan tisu toilet. Akan tetapi, dari pihak mahasiswa/i juga memberikan solusi-solusi terkait cara untuk meminimalisir pertimbangan buruk terkait disediakannya tisu toilet. Karena yang disampaikan oleh mahasiswa/i hanya memiliki tujuan yang sama, yakni untuk meminta disediakannya kembali tisu toilet sesuai dengan urgensi yang telah dijelaskan berdasarkan grafik dalam hasil mini survey.
Penulis: Januar Junior
Editor: Pingkan Putri Aulia