PUISI: Api dan Harapan
Taukah engkau, mengenai pijar yang kau buat?
Mengenai kehangatan yang dengan halus kusambut?
Dan tentang kayu bakar yang kau sulut??
Taukah engkau, malam itu
Kerlap cahayanya menyeluk semesta hingga nyaris membenam malam
Hingga membuat seluruhnya tenggelam dalam kehangatan,
Namun..,
Sayangnya, hanya kayu lapuk yang kuberikan padamu.
Dengan cepat bara api itupun padam,
Yang tersisa hanyalah asap, dan gelap.
Aku harap hangat yang sedikit lebih lama,
Aku harap pijarmu yang kau buat itu bertahan lebih lama,
Agar bisa kuhabiskan gelap, dengan bergantinya terang sang surya
Namun, apa dayaku.
Apimu telah padam,
Kayuku hanya tinggal abu,
Tidak satupun yang tersisa, antara api dan kayu yang kita akan buat.
Yang ada hanya gelap.
Tidak ada harapan, selain mencari kayu dan api yang lain
Atau diam menunggu hari berganti pagi.
Oleh: Irene Agustin