Misteri Perkemahan
“Ma, Fanya berangkat dulu ya.” Ucap Zefanya. “Iya nak hati-hati barang bawaannya, jangan telat makan! Nanti saat mama kesana bawain makanan favorit kamu.” Tutur sang mama. “Iya mama sayang, doain aja kelas Fanya menang. Ya udah ma, Assalamualaikum.” Ucapnya sambil menciumi tangan mamanya.
Zefanya Narendra, siswi SMPN Harapan Jaya 2, yang gemar mengikuti kegiatan yang berhubungn dengan dunia kepramukaan. Hingga ia menduduki bangku kelas 8 SMP pun semakin bersemangat dalam mengikuti Perkemahan Sabtu Minggu yang dikenal sebagai PERSAMI.
Sesampainya Fanya di sekolahan, ia bergegas menuju kelas untuk meletakkan tasnya dan segera kelapangan untuk membantu temannya mendirikan tenda hingga selesai. Setelah semuanya selesai, seluruh peserta dihimbau agar segera menuju lapangan upacara untuk apel pembukaan PERSAMI. Setelah apel pembukaan, panitia membacakan susunan lomba-lomba PERSAMI yang akan dilakukan nantinya.
Pada lomba pertama adalah lomba kreasi yel-yel. “Denger ya, harus fokus dan jangan lupa gerakan yang kita latih setiap hari.” Perintah Fanya pada anggota regunya. “Siap!” serentak mereka dengan bersemangat. “Saatnya tiba, giliran regu matahari dari kelas 8A, beri oplosan adik-adik.” Ucap salah satu panitia.
Sore pun tiba, masing-masing peserta disuruh beristirahat dan membersihkan tenda kelas mereka. Tak lama adzan maghrib dikumandangkan. Semuanya bergegas ke masjid Nurul Hidayat SMPN Harapan Jaya 2. Setelah itu para orang tua peserta pun berkunjung untuk memberi makan malam atau titpan untuk anak-anak mereka. Pukul 20.00 pun tiba, lomba pentas seni pun segera dimulai. Pentas seni tersebut harus tarian tradisional, regu laki-laki maupun regu perempuan tidak ada yang boleh menampilkan tarian modern, jika ada yang melakukan hal tersebut akan di diskualifikasi.
Tak terasa pukul 22.00 pun tiba, lomba pentas seni telah selesai. Namun saat peserta kembali ke tenda mereka masing-masing, hujan turun dengan sangat deras hingga mereka panik dan berlari untuk memindahkan barang-barang mereka ke kelas masing-masing.
Sesampainya mereka dikelas, hujan mengguyur sangat keras beserta petir hingga pukul 23.00. “Akhirnya, bisa tidur nyenyak.” Ucap Zefanya. Saat teman Zefanya ingin mematikan lampu kelas, terdengar bunyi ketukan yang berasal dari pintu kelas mereka. “Permisi dek, udah tidur kah?” tanya seseorang dibalik pintu kelas. Lalu Zefanya membuka pintu dan melihat siapa yang mengetuk dimalam hari ini, dan ternyata adalah salah satu panitia PERSAMI. “Tadi udah mau tidur semua kak, terus kebangun karena kedengeran ketukan pintu.” Ucap Zefanya mewakili teman-temannya yang sebagian sudah ada yang tidur.
“Maaf ya adik-adik ganggu tidurnya, ini kakak mau tanya tadi waktu kunjungan, ada wali murid nitip martabak buat anak yang namanya Selena dari kecamatan B. Di kelasmu ada yang namanya Selena gak.?” Tanya panitia tersebut. Teman-teman Zefanya yang ingin tidur kemudian bangun kembali karena mendengar pernyataan dari panitia tersebut. “Perasaan temen perempuan dikelas kita tidak ada namanya Selena kok.” Gumam mereka termasuk Zefanya juga, pasalnya tidak ada siswi yang bernama Selena dikelas mereka. “Gak ada kak.” Serentak mereka menjawab.
Hal itu membuat panitia terkejut. “Kakak sudah tanya dikelas lain satu-persatu dan jawabannya tetap sama, tidak ada.” Heran panitia tersebut. “Lagi pula ya kak, setau kami tidak ada siswa maupun siswi yang rumahnya di kecmatan itu.” Ujar salah satu teman kels Zefanya. Semuanya yang berada dikelas 8A pun semakin bingung dengan sosok Selena ini. “Sudah jangan dipikirin lagi, ini sudah malam lebih baik kalian kembali tidur. Besok waktunya outbond, selamat tidur adik-adik.” Ujar sang panitia tersebut.
Saat seluruhnya ingin tidur, dikejutkan kembali dengan teriakan anak kelas sebelah. Dan berakhir melihat asal teriakan tersebut. Terlihat kain putih dengan banyaknya bercak-bercak darah serta ada tulisan “HAI AKU SIAPA YA?” yang jatuh dari pintu kelas sebelah.
Para siswi disana sangat terkejut dan ada pula yang ketakuan setelah melihat hal itu. Panitia pun segera menenangkan keaadan yang kacau itu. Begitu pula salah satu panitia yang menjaga keamanan saat kunjungan wali murid, titipan yang tadi ia letakkan di ruang kesekretariatan hilang begitu saja.
Tak lama pembina kepramukaan SMPN HARAPAN JAYA 2 datang disela-sela keramaian. “Ada apa ini?” tanya beliau. Lalu ketua panitia menjelaskan kejadian ini secara rinci. Setelah itu pembina menjelaskan kejadian dimana asal muasal Selena. Selena adalah murid SMPN HARAPAN JAYA 2 yang menggemari dunia kepramukaaan. Hingga suatu kejadian yang menimpa Selena dan membuatnya tiada.
Ia dibuli oleh teman-teman kelasnya saat berkemah dan membuat ia putus asa dan mengakhiri hidupnya. Dan mengganggu siapa yang suka membuli, entah ia kenal atauapun tidak. Semua yang mendengar hal itu turut prihatin. “Siapa pun yang membuli, telah membuat masa depan Selena hilang. Tak lama semua hal hal yang membingungkan telah hilang begitu saja. “Semoga dimana pun sosok Selena, ia tidak akan mengganggu lagi.”
Keesokkan harinya sudah membaik dan menjalankan acara dengan baik sampai selesai.
TAMAT
Oleh: Rana Muhammad Azmi Khan