Belajar Psikologi dari Kacamata Dunia, Mahasiswa FPK UINSA Menimba Ilmu di Negeri Jiran!
Surabaya, 30 Oktober 2024 – Pengalaman internasional menjadi bagian penting dalam pengembangan akademik dan personal bagi mahasiswa. Ghaziyah Naurah Habibah, salah satu dari 7 mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA), baru saja kembali dari program student mobility di Universitas Teknologi Malaysia (UTM) yang berlangsung dari tanggal 12 hingga 25 Oktober. Program ini tak hanya memperluas cakrawala akademiknya, tetapi juga memberikan pengalaman nyata beradaptasi di lingkungan global.
Dalam wawancaranya, Ghaziyah mengungkapkan motivasinya mengikuti program ini, yaitu memahami lebih dalam tentang psikologi dari perspektif internasional. “Saya ingin mengetahui aspek-aspek psikologi yang dipelajari di kacamata internasional. Apakah itu sama dengan yang saya pelajari di Indonesia atau mungkin ada beberapa fenomena yang hanya terjadi di luar negeri?” ungkapnya.
Selama di UTM, Ghaziyah bersama 7 mahasiswa lainnya dari Indonesia mengikuti serangkaian kegiatan akademik, seperti sit-in class dan sharing session dengan dekan School of Human Resource Development and Psychology UTM. Salah satu kelas yang paling berkesan bagi Ghaziyah adalah mengenai behavior modification, di mana mereka diminta membangun menara dari bahan sederhana seperti spaghetti dan marshmallow. “Kegiatan ini melatih kami dalam kerja sama tim dan menyadarkan pentingnya kolaborasi dalam mencapai tujuan,” kata Ghaziyah.
Pada kesempatan lain, Ghaziyah bersama mahasiswa lainnya juga berpartisipasi dalam International Colloquium didampingi mahasiswa UTM, di mana ia mempresentasikan hasil risetnya tentang penyusunan alat ukur untuk psikologi. Tanggapannya pun sangat positif, terutama karena riset tersebut mendapat apresiasi dari mahasiswa UTM yang terkesan dengan pendekatan Indonesia dalam mendukung penelitian mahasiswa. “Tugas yang awalnya saya pikir hanya untuk memenuhi kewajiban kampus, ternyata memiliki dampak besar ketika dipresentasikan di kancah internasional,” ujar Ghaziyah. Ia juga merasa pengalaman ini memberikan pandangan baru tentang pentingnya penelitian psikologi yang sudah ia pelajari selama ini di kampus.
Selain perkembangan akademik, Ghaziyah juga merasakan dampak personal yang perlu ia siapkan. Sebelum berangkat, ia telah mempersiapkan diri dengan mengikuti kursus bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan speaking-nya. Di Malaysia, kesempatan ini benar-benar melatihnya, terutama saat berinteraksi dalam bahasa Inggris dengan mahasiswa internasional. “Saya merasa lebih percaya diri berbicara dalam bahasa Inggris, dan ini menguatkan kemandirian saya, khususnya dalam beradaptasi di lingkungan yang beragam,” tambahnya.
Ghaziyah berharap program student mobility FPK UINSA dapat terus berkembang dengan memperluas kerja sama ke lebih banyak universitas dan negara. “Semoga kedepannya kita bisa menjangkau lebih banyak negara atau bahkan bekerja sama dengan lebih dari satu universitas di setiap negara, sehingga semakin banyak mahasiswa bisa merasakan manfaat yang sama,” pungkasnya. Dengan adanya program student mobility ini, mahasiswa seperti Ghaziyah dapat memperkaya pengalaman dan memperluas wawasan di tingkat internasional, menjadikan mereka lebih siap untuk menghadapi tantangan dalam dunia khususnya dibidang psikologi secara global.
Penulis: Novia Putri Ramadhan