Eksplorasi yang Menginspirasi: Mahasiswa FPK UINSA Menggali Insight Baru di Brunei Darussalam
Surabaya, 9 November 2024 — Student Mobility merupakan salah satu program yang dimiliki oleh Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Sunan Ampel Surabaya dimana mahasiswa dapat berkesempatan untuk belajar dan berkegiatan di kampus yang berada di luar negeri. Bukan hanya Malaysia, Student Mobility tahun ini juga menggandeng Brunei Darussalam sebagai negara dengan kampus yang diajak bekerja sama untuk mahasiswa bereksplorasi.
Tentunya program ini dapat meningkatkan antusiasme pesertanya dalam belajar psikologi dari perspektif dan pengalaman yang berbeda selama 12 hari, seperti yang diungkapkan oleh salah satu peserta Student Mobility yang bernama Nada Nabila, “Perasaannya senang sekali, puas, dan bangga karena bisa merasakan kuliah di luar negeri. Apalagi Brunei tuh negara yang islami kan ya, jadi aku ngerasa tenang karena makanan disana sangat terjaga kehalalannya, adat istiadatnya, karena emang orang-orang disini tuh selama yang kulihat saat kuliah itu pakaiannya selalu syar’i memakai abaya atau pakaian melayu yang disana nyebutnya kurung” Selain Nada Nabila, peserta yang bernama Alicha turut merasakan hal yang sama, “perasaanku seneng sih, karena tahun lalu sempet nyoba (mengikuti seleksi) kan tapi gak dapat kesempatan itu. Ini tuh membuka insight baru buat aku untuk mengetahui dunia luar dan bagaimana sistem pembelajaran yang ada diluar. Selain itu, ini juga bisa jadi jembatan buat aku untuk mengikuti beasiswa dan exchange.”
Keempat mahasiswa dari FPK UINSA yang berkesempatan untuk berkuliah di Brunei Darussalam, tepatnya di dua universitas, antara lain Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) dan Kolej Universiti Perguruan Ugama Seri Begawan (KUPU SB). Selain mempelajari ilmu psikologi, peserta Student Mobility juga mempelajari tentang manajemen, human development, perkembangan, dan keislaman. Bukan hanya mengikuti kelas mata kuliah, peserta Student Mobility juga diberi kesempatan untuk belajar teori dan praktek mengenai Self-Care Therapy dalam acara seminar yang diadakan oleh UNISSA.
Pengalaman luar biasa lainnya didapatkan melalui kunjungan ke Pusat Bahagia Tutong, tempat dimana OKU atau orang dengan berkebutuhan khusus dapat meningkatkan keterampilan dan potensinya, seperti kerajinan seni, memasak, menjahit, bercocok tanam, dan lain sebagainya yang kemudian hasilnya akan memiliki nilai jual. Saat berada di Pusat Bahagia Tutong, para peserta diajak untuk ikut serta memilih dan mengikuti salah satu kelas keterampilan yang ada disana. Selain itu, para peserta mengikuti kelas bahasa isyarat dan langsung menerapkan ilmu tersebut untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang berada di Pusat Bahagia Tutong.
Unit Kaunseling dan Kefahaman Agama (KAFA) juga menjadi salah satu destinasi yang dikunjungi oleh peserta Student Mobility. Mereka berkesempatan untuk melakukan roleplay sebagai konselor dan konseli secara bergantian dengan kasus problema pernikahan. Selanjutnya, terdapat Pusat Ehsan Al-Ameerah Al-Hajjah Maryam yang merupakan sekolah khusus anak-anak disabilitas dengan fasilitas terapi yang sangat lengkap dan baik. Meskipun program Student Mobility memiliki kegiatan yang cukup padat, namun tetap tidak mengurangi rasa senang dan semangat dari para pesertanya. “Kita punya hari yang free, tapi selama di Brunei ini selalu kita isi dengan kegiatan-kegiatan. Jadi kita berusaha memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Hampir setiap hari kita itu selalu berkegiatan dari pagi sampai sore. Capek sih, cuman aku tetep ngerasa seneng banget disini.” Ujar Nada Nabila.
Setelah melakukan berbagai kegiatan-kegiatan diatas, para peserta tentunya merasakan banyak sekali manfaat dan pelajaran yang bisa didapatkan, “Manfaat nya banyak banget, kalau dari aku sendiri aku jadi tahu budaya di brunei seperti, aku juga bisa ngerasain belajar bukan hanya di mata kuliah psikologi aja, tapi ada banyak mata kuliah juga seperti manajemen, pembangunan, dan lain-lain. Terus disini juga dapet banyak keterampilan-keterampilan baru, pengalaman-pengalaman berharga, terus juga dapet banyak banget temen-temen baik. Aku juga ngerasa kalau di brunei itu orangnya baik-baik banget, super-super baik, temen-temennya juga baik banget. Meskipun baru kenal, tapi kita udah ngerasa kayak yang deket banget dan mereka super welcome.” Ucap Nada Nabila. Sama halnya pula dengan peserta yang bernama Alicha, “Kita banyak banget ketemu orang baik disana, terus banyak banget relasi-relasi disana ntah itu dari dosen, mahasiswa, staf, atau masyarakat umum itu punya connection gitu lho. Kita juga bisa mempelajari budaya mereka, bagaimana mereka dalam menjalankan keislamannya. Karena kadang aku merasa adanya perbedaan antara di Brunei dan Indonesia, jadi aku bisa mempelajari insight baru. Kita juga bisa tahu kuliner yang ada disana. Selama dikelas juga aku amazed banget karena aku ngerasa kita bisa ngomong apapun pendapat kita, group discussion nya juga kuat banget, dosen nya humble, jadi kesannya kayak gak ada gap antara mahasiswa dan dosen.”
Para peserta Student Mobility mengaku merasa sangat puas dengan adanya program ini. Namun, setiap kegiatan tentunya tidak luput dari adanya suatu hal yang tidak sesuai dengan harapan. Salah satu dosen yang seharusnya bertugas menjadi dosen pendamping peserta Student Mobility di Brunei Darussalam berhalangan hadir, sehingga para peserta melakukan perjalanan dan kegiatan mereka secara mandiri tanpa didampingi pihak kampus dari berangkat hingga pulang kembali ke Indonesia. Meskipun ada sedikit kendala, para peserta tetap dapat melaksanakan kegiatan mereka dengan baik. Para peserta Student Mobility juga berharap bahwa program Student Mobility ini terus berlanjut sehingga adik tingkat atau mahasiswa yang lainnya yang akan mengikuti program ini di kesempatan berikutnya juga bisa merasakan banyaknya manfaat yang diperoleh dari perjalanan menuntut ilmu di luar negeri, khususnya di Brunei Darussalam.
Penulis: Erfina Shakila