Ruang Baca yang Terganggu: Dari Sampah Makanan hingga Suara Bising, Apa Kata Mereka?

Bagikan

alamtarapresma.com – Ruang baca Fakultas Psikologi dan Kesehatan, yang dirancang sebagai tempat belajar dan membaca dengan tenang, kini kehilangan fungsinya. Kebiasaan buruk seperti kebisingan dan sampah makanan telah menjadi keluhan utama pengunjung. Kondisi ini mengganggu konsentrasi pengunjung dan mencerminkan kurangnya kesopanan di ruang publik.

Beberapa mahasiswa yang sering datang ke ruang baca mengatakan merasa terganggu oleh kegiatan kurang tertib yang dilakukan oleh oknum-oknum tersebut. “Jujur sangat menganggu, karna yang namanya belajar harus fokus agar materi sampai di otak kita, sedangkan ketika tindakan tersebut dilakukan di sekitar kita, maka akan sangat menganggu konsentrasi belajar.” Ucap Tera. 

Berbicara dengan suara keras di ruang baca merupakan tindakan kurang disiplin yang sering terjadi. Padahal, ruang baca identik dengan ketenangan dan kenyamanan. Selain itu, kebisingan tersebut sering kali bukan hanya berasal dari obrolan, tetapi juga dari musik atau murrotal yang diputar terlalu keras oleh penjaga. “Sekalipun itu murrotal, jika diputar dengan suara keras dan tidak pada tempatnya, tetap akan sangat mengganggu,” tegas Adi, seorang mahasiswa yang sering mengunjungi ruang baca FPK.

Masalah lain yang juga menjadi sumber ketidaknyamanan ruang baca adalah membawa makanan atau minuman ke dalam ruangan. Aroma dan bekasnya dapat membuat suasana menjadi pengap, apalagi di ruangan tertutup yang dilengkapi AC. “Sudah ditegur, tapi besoknya tetap mengulangi kesalahan yang sama, bahkan sampai ada yang membawa makanan atau minuman diam-diam,” keluh Jen selaku staf ruang baca. 

Beberapa hari yang lalu, staf ruang baca membuat platform kritik dan saran yang disebarkan di media sosial. Kebanyakan dari mereka mengeluhkan tentang sikap pengunjung yang kurang disiplin, serta suasana ruang baca yang akhir-akhir ini tidak nyaman. Namun, ada juga kritik yang ditujukan pada penjaga ruang baca yang melakukan tindakan kurang disiplin, yang mana hal ini memengaruhi kedisiplinan yang dilakukan oleh pengunjung.

Tera, seorang mahasiswi yang sering ke ruang baca mengungkapkan bahwasanya solusi yang dilakukan agar perbuatan tersebut tidak terulang kembali yaitu dengan saling menegur dan mengingatkan satu sama lain. “Saat ada yang berisik dapat ditegur dengan isyarat “ssst,” ungkap Kak Jen, staf ruang baca. Dan juga lebih menekankan kembali pada peraturan yang ada di ruang baca.

Menjaga ketenangan dan kebersihan ruang baca adalah tanggung jawab bersama, baik pengunjung maupun staf. Maka dari itu, pengunjung dan staf ruang baca diharapkan untuk lebih sadar akan tanggung jawab menjaga fasilitas publik ini agar tetap nyaman bagi semua.

 

Penulis: Anis & Salsabila 

 

 

           

   

 

 

 

 

 

 

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.