Tingkatkan SDM, Bekal Bersaing di Dunia Kerja

Bagikan

alamtarapersma.com – Wacana publik mengatakan bahwa saat ini lulusan perguruan tinggi di Indonesia mengalami kegundahan. Sebab gelar yang tertera dalam ijazah pendidikan tinggi yang mereka raih tidak lagi menjadi jaminan mudahnya mendapatkan pekerjaan. Kesulitan mereka terserap dalam dunia kerja semakin bertambah berat karena harus bersaing dengan tenaga kerja asing sebagai dampak berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Namun, disamping faktor kualifikasi dalam lembaran ijazah. Permasalahan Sumber Daya Manusia (SDM) pun perlu mendapat perhatian guna memenangkan persaingan dalam dunia kerja.

Berangkat dari rasa ingin tahu akan fenomena tersebut, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Sunan Ampel Surabaya menggelar Seminar Nasional bertema Status Sarjana dalam Dunia Kerja,  Kamis, 15 Desember 2016, di Gedung Sport Center and Multipurpose UIN Sunan Ampel Surabaya.

Narasumber yang direncanakan hadir dalam seminar nasional tersebut adalah Muhammad Hanif Dhakiri, S.Ag., M.Si. Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia. Namun karena berhalangan, penyampaian paparan dalam seminar pun diwakilkan pada Ir. Khairil Anwar, MM. selaku Direktur Jenderal Pembinaan, Pelatihan dan Produktivitas Kementrian Republik Indonesia. Hadir sekaligus mendampingi, Suhartono  dari Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Jawa Timur.

Heling Pratiwi selaku Ketua Panitia, dalam sambutannya menyampaikan, realitasnya masih banyak sarjana atau lulusan Perguruan Tinggi yang bingung bahkan belum mendapatkan pekerjaan, “Seminar ini merupakan persembahan, pemberitahuan dan solusi yang bermanfaat untuk bekal ketika lulus nanti,” terang mahasiswa Ilmu Komunikasi, semester satu tersebut.

Dalam sambutan selanjutnya, Makki Al-Hamid yang merupakan Ketua DEMA FDK Periode 2015 memberikan jamuan kata untuk peserta. Makki menjelaskan bahwa kurang mudahnya lulusan universitas lokal memperoleh pekerjaan sudah terlihat dari angka pengangguran terdidik Indonesia yang meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2014 di Indonesia terdapat 9,5% dari total pengangguran yang merupakan alumni perguruan tinggi, “Mungkin, banyaknya lulusan perguruan tinggi yang menganggur, karena adanya ketimpangan antara profil lulusan universitas dengan kualifikasi tenaga kerja siap pakai yang dibutuhkan perusahaan,” tegasnya.

Selain itu, mewakili Pihak Rektorat UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof. Dr. H. Ali Mufrodi, MA., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama menyampaikan, bahwa akademik merupakan hal yang perlu dilatih mahasiswa sebagai bekal bersaing atas tenaga kerja yang lain. Salah satunya adalah dengan aktif dalam kegiatan organisasi mahasiswa. Disisi lain, Prof. Ali juga turut menceritakan hasil kerja beberapa tokoh seperti halnya alumni UIN Sunan Ampel Surabaya, yaitu H. Imam Nahrawi, S.Ag. yang telah menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. ”Mudah-mudahan kalian yang menempuh pendidikan lebih baik, bisa menjadi seperti beliau-beliau itu,” tutur Prof. Ali.

Dalam sesi presentasi, Ir. Khairil menyajikan data presisi tentang kondisi SDM di Indonesia saat ini. Berdasarkan data yang diperoleh BPS, sebanyak 125,44 juta angkatan kerja, terdapat 5,61% tingkat pengangguran terbuka. “Dari 100 orang angkatan kerja, terdapat 5-6 orang yang masih menganggur,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut juga Ir. Khairil menjelaskan, bahwa mahasiswa harus mempunyai nilai tambah. Sebab setelah lulus dari perguruan tinggi, persaingan dunia kerja terlampau ketat. Pemerintah pun, menurut Ir. Khairil, perlu menyiapkan SDM yang kompeten agar dapat terserap penyedia lapangan kerja. “Dengan dibukanya MEA, mengetahui sektor kerja mana yang perlu didorong merupakan hal penting. Supaya para tenaga kerja dapat menang dalam kompetisi asean,” tuturnya ketika menjelaskan.

Disamping itu, Khairil menjelaskan, salah satu faktor yang berperan menyulitkan lulusan perguruan tinggi untuk mendapat pekerjaan adalah kurang link and match antara penyedia tenaga kerja dan penyerap tenaga kerja. Dengan membenahi hal tersebut, akan membantu para tenaga kerja lebih mudah mendapatkan lahan kerja, “Fakultas Kedokteran di Singapura akan ditutup, karena kebutuhannya sudah terpenuhi, tenaga dalam bidang tersebut sudah banyak,” jelas Khairil kepada para peserta.

Khairil pun turut menyampaikan, bahwa kedepannya ia ingin berbenah untuk menciptakan program yang bernama sistem vokasi. Dengan memberikan program vokasi atau kejuruan, selain program kuliah, tidak lupa memberikan program keterampilan. “Misalnya, walaupun mahasiswa tarbiyah, namun mereka bisa mengambil keterampilan lainnya, program IT (teknologi dan informasi, red), misalnya,” imbuhnya dalam pemaparan.

Untuk diketahui, bertugas sebagai moderator pada seminar nasional tersebut yakni Khoiron Katsir, mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya. Seminar yang diikuti lebih dari 400 peserta dari berbagai fakultas dan universitas tersebut diadakan pukul 12.30-14.15 WIB. (Rag)

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.