Inside Out, Mengenal Dinamika Emosi
Judul: Inside Out;
Perensi: Pelangi Pertiwi;
Genre: Animasi, Drama, Fantasi;
Durasi: 95 menit;
Sutradara: Pete Docter, Ronnie Del Carmen;
Produksi: Pixar Animation Studios;
Tanggal Rilis: 19 Juni 2015;
Negara: Amerika Serikat.
Salah satu film animasi 3D dari Amerika Serikat ini menceritakan tentang gadis berusia berumur 11 tahun bernama Riley yang hidup berbahagia ditengah-tengah keluarga yang menyayanginya. Setiap orang pasti memiliki berbagai emosi pada dalam dirinya, yang akan secara bergantian muncul dan kita rasakan. Bergitu juga dengan Riley, ddidalam diriynya, terdapat lima perwujudan emosi yang masing-masing diperankan oleh Joy yang mengendalikan emosi tentang kebahagiaan, Fear yang mengendalikan tentang rasa takutnya, anger yang berperan sebagai kemarahan disgust yang berperan tentang rasa jijiknya pada suatu yang yang tidak Riley suka dan Sadness yang muncul untuk kesedihan Riley, mereka berlima adalah lima sosok yang secara mengendalikan perasaan Riley sesuai dengan apa yang sedang Riley alami. Mereka semua tinggal disebuah tempat yang bernama Headquartes (Markas besar) yaitu pusat kendali pada dalam diri Riley.
Sejak lahir, Riley hidup bahagia bersama teman-teman, keluarga dan hobinya. Dengan begitu Joy lah yang mendominasi perasaan Riley. Semua ingatan tentang kejadian-kejadian yang Riley alami selalu tersimpan rapi didalam headquartes, ingatan-ingatan itu menjadi bola-bola yang berwarna sesuai apa yang dirasakan saat hal itu terjadi. Jika hal yang terjadi adalah hal yang menyenangkan, bola tersebut akan menjadi warna kuning, jika hal tersebut membuat riley sedih, bola tersebut menjadi warna biru, jika hal yang dirasakan Riley adalah jijik, bola tersebut menjadi warna hijau, saat Riley marah, bola yang tersimpan akan menjadi warna merah, dan akan keluar bola berwarna ungu bila Riley merasa takut. Semua itu akan tersimpan sebagai ingatan jangka panjang dan akan dibuang secara berkala beberapa tahun sekali. tapi dari itu semua, terdapat lima ingatan inti yang sangat mempengaruhi kepribadian Riley saat ini Ingatan-ingatan inti tersebut disebut pulau kepribadian terdiri dari pulau kebahagiaan, pulau persahabatan, pulau keluarga, pulau hokki sebagai hobinya dan pulau kejujuran. Ingatan-ingatan inti tersebut disebut pulau kepribadian.
Hal-hal indah yang dialami Riley pun berhenti dan berganti menjadi hari-hari yang tidak Riley inginkan. Riley dan keluarganya harus pindah ke kota lain yaitu kota metropolitan San Fransisco. Saat perjalanan menuju rumah barunya, riley membayangkan rumah barunya akan menjadi rumah yang ia idamkan. Tapi saat ia sampai kerumahnya yang baru, ia merasa tidak nyaman dengan rumah barunya, ditambah lagi dengan ayahnya yang selalu sibuk dengan urusan pekerjaan dan membuat mereka jarang memiliki waktu keluarga bersama. Hari-hari Riley berubah menjadi hari-hari kesdihan karena rindu akan suasana rumah lama dan teman-temannya di Mineshota. Pada suatu malam, emosi Riley saling bertengkar karena merasa sangat kecewa dengan hari-harinya.
Dihari pertama Riley bersekolah di sekolah barunya, riley menceritakan tentang kehidupan lamanya di Mineshota kepada teman-teman sekelasnya. Riley pun menangis karena tiba-tiba saja merasa Sadness (kesedihan) menyentuh bola ingatan inti yang sedang Riley ceritakan pada teman-temannya. Joy pun mencegahnya hingga Joy dan Sadness berebut bola ingatan inti tersebut dan terjebak pada suatu lubang yang menarik mereka keluar headquartes. Joy dan Sadness berusaha kembali kepusat Headquartes. Mereka berusaha kembali kepusat headquartes saat menyadari tanpa adanya Joy dipusat haedquartes, Riley tidak akan merasakan bahagia.
Tapi usaha Joy dan Sedness selalu terhalang, keseharian Rileypun menjadi semakin kacau karena hanya bisa merasakan marah, jijik, dan takut. Satu persatu pulau kepribadian riley hancur karena sudah tidak merasakan bahagia akan ingatan inti tersebut. Hingga suatu hari ia memutuskan untuk pergi dari rumah dan mencuri uang dari tas ibunya, seketika pulau kepribadian kejujuran juga hancur. hingga akhirnya Joy dan Sadness berhasil kembali kepusat dan memperbaiki semuanya. Sadness berhasil menghentikan niat Riley yang berusaha pergi dari rumah. Sesampainya dirumah, Riley berbicara kepada kedua orang tuanya jika ia sangat merindukan kehidupannya yang lama, mereka saling membicarakan masalah itu dan berakhir dengan Riley bahagia kembali seperti sebelumnya. Pulau kepribadian Riley pun satu persatu kembali utuh. Film ini selain tentang emosi-emosi manusia, juga terdapat banyak pelajaran tentang bagaimana keluarga yang harmonis dan saling menyayangi dan pantas untuk dinikmati semua kalangan umur.