Sukses Pemilu Siap Hadirkan Pemimpin Baru dengan Semangat Menggebu

Bagikan

Proses penghitungan suara pemilu yang diadakan oleh Kopurwa Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) telah usai Kamis siang (8/6), Hengki Hendra Pradana dan Dadang Sujiantoro telah resmi menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) UIN Sunan Ampel Surabaya periode tahun 2017-2018.

alamtarapersma.com – Pada hari Kamis, 8 Juni 2017 yang bertepatan dengan hari ke-14 Ramadhan ini, Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) UIN Sunan Ampel Surabaya melaksanakan Pemilihan Umum (Pemilu) Raya Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) FPK atau yang biasa disebut Gubernur FPK periode 2017/2018.

Hal ini tentunya diadakan sebagai bentuk implementasi sistem demokrasi. Pemilu yang diadakan di selasar Gedung FPK ini mengusung dua pasangan calon (paslon) dari dua partai berbeda, diantaranya Partai Ravolusi Mahasiswa (PRM) dan Partai Matahari Terbit (PMT).

Paslon nomor urut 1 diduduki oleh Hengki Hendra Pradana sebagai Calon Gubernur FPK dan Dadang Sujiantoro sebagai Calon Wakil Gubernur FPK dari Partai Revolusi Mahasiswa (PRM). Sedangkan paslon nomor urut 2 dari Partai Matahari Terbit (PMT) mengajukan M. Yusril Riza sebagai Calon Gubernur FPK dan Firda Nurlaili Khoiria sebagai Calon Wakil Gubernur FPK.

Setiap paslon tentu memiliki visi dan misi masing-masing. Dari hasil wawancara wartawan LPM Alam Tara dengan paslon nomor urut 1 yang biasa disapa dengan panggilan akrab Hendro ini, ia memiliki keinginan kuat untuk mengadakan Harlah FPK. Mengingat sudah tiga tahun sejak jurusan Psikologi menjadi Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) bukan lagi menjadi bagian dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) namun Program Kerja (Proker) Harlah setiap tahunnya masih belum bisa terealisasi.

“Pertama, kan dari kemarin-kemarin kan Fakultas kita belum bisa mengadakan Harlah. InshaAllah bulan 10 nanti akan ada Harlah, ini demi Fakultas bukan saya pribadi,” ungkap mahasiswa semester enam tersebut.

Selain itu ada juga cita-cita dari paslon nomor urut 1 ini, yaitu ingin lebih menguatkan internal DEMA, SEMA, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)/Unit Kegiatan Khusus (UKK) serta seluruh warga di FPK, agar dapat saling bekerja sama dalam memajukan fakultas, mengingat beberapa bulan ke depan akan segera diadakan proses penilaian akreditasi fakultas oleh pihak Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

“Saya ingin mahasiswa psikologi dengan DEMA, entah UKM/UKK biar solid lah, diibaratkan DEMA itu sebagai tali dari semua mahasiswa, mahasiswa diibaratkan lidinya, jika banyak lidi tetapi tanpa ikatan tali, percuma tidak dapat digunakan begitu pula sebaliknya, jadi bila kita ingin memajukan fakultas, kita harus saling bekerjasama,” imbuh mahasiswa yang juga sudah aktif di DEMA sejak semester tiga lalu.

Pemilu Gubernur FPK periode 2017/2018 kali ini telah mendapat perhatian dari mahasiswa FPK sebanyak 163 suara. Hal tersebut tidak sebanding dengan jumlah keseluruhan mahasiswa FPK yang mana seperti dituturkan oleh M. Riswan Effendi selaku Ketua Kopurwadi FPK.

“Mahasiswa Psikologi yang jumlahnya itu 500 lebih, tadi yang berpartisipasi di absen sesuai sama surat suara itu 163, saya rasa kurang maksimal,” ujar Riswan.

Dari 163 suara tersebut didapat hasil rekapitulasi suara calon gubernur dan wakil gubernur sebagai berikut: nomor urut 1 mendapatkan 139 suara, nomor urut 2 mendapatkan 15 suara dan 9 suara tidak sah. Sedangkan, partisipasi mahasiswa terhadap partai sebanyak 162 suara dimana hasil rekapitulasi suara partai ialah 140 suara untuk Partai Revolusi Mahasiswa (PRM), 14 suara untuk Partai Matahari Terbit (PMT) dan sebanyak 8 suara tidak sah.

Seperti yang kita ketahui dari hasil suara yang diperoleh sudah jelas bahwa Paslon nomor urut 1 menang telak, dengan hasil pungutan suara sebesar 163 suara dari jumlah mahasiswa Psikologi yang menggunakan hak suaranya. Dengan terpilihnya Hengki Hendra Pradana sebagai Gubernur FPK periode 2017/2018, tentunya kita sebagai warganya berharap fakultas ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hendra juga menyatakan bahwa tujuannya menjadi gubernur ialah karena kepeduliannya dan rasa ingin memberikan suatu kontribusi nyata pada fakultas yang telah menjadi tempat menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan tempat yang sudah memberinya banyak kenangan maupun pengalaman.

Sepi ing mamrih, rame ing gawe, kalau saya rangkum dalam bahasa jawa yang kayak dalam Motto saya kemarin yang artinya, apa kita sebagai DEMA jangan hanya minta imbalan ke fakultas, tapi fokus ke kinerja kita, supaya bisa memajukan fakultas juga bisa bersaing dari fakultas-fakultas lain dan juga universitas-universitas lain,” imbuh Hendra ketika selesai melakukan pencoblosan pagi tadi. (cc,arn,noe,mus)

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.