Poppy Amalia: UINSA, Kampus Pertama yang Menyelenggarakan Seminar Mikroekspresi di Indonesia
Sabtu (3/11) menjadi hari penting bagi mahasiswa Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), pasalnya hari tersebut, merupakan hari berlangsungnya salah satu serangakaian acara Dies Natalis FPK ketiga, setelah Sayembara Logo dan Opening Ceremony.
Ketika memasuki Gedung Auditorium UINSA, terlihat jelas banner bertuliskan “Seminar Mikroekspresi: 120 Menit Mengupas Tuntas Kebohongan lewat Mikroekspresi bersama Poppy Amalia” sebagai latar panggung. Meski Poppy belum terlihat, 996 peserta dari berbagai daerah di jawa timur sudah memenuhi ruangan. Jam tangan kami menunjukkan pukul sembilan, beberapa orang mulai memenuhi meja registrasi dan menduduki kursi yang sudah di sediakan. Iringan alunan musik keyboard hasil aransemen pribadi pemainnya, Merlyn Laras, mahasiswa dari jurusan Psikologi semester lima UINSA, memecah keheningan, membuat peserta merasa disambut hangat. Kurang lebih pukul 10.15 WIB, Moch. Irfan Hadi selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, mewakili dekan yang berhalangan hadir, membuka acara seminar pagi itu. Tari Saman dari Aceh tak lupa menjadi tambahan penyemarak seminar memperingati Dies Natalis FPK yang kini berusia empat tahun tersebut.
Setelah serangkaian acara pembukaan seminar berakhir, Poppy Amalia masuk dari pintu utama dengan senyum mengembang di pipi. Peserta yang sedari awal hanya duduk duduk manis, kini mulai memegang handphone masing-masing sambil mengambil foto dari setiap angle sang narasumber yang sudah di nantikan sedari tadi. Tim fotografer, peserta lomba fotografi acara DiesNat FPK, juga tidak mau kalah mengambil foto dari segala arah.
Perempuan asli aceh yang sekarang sedang naik daun tersebut memulai seminar dengan mengatakan metode untuk memverifikasi sebuah informasi itu tidak hanya berfokus pada body languange, tapi bisa juga ditambah dengan mengobservasi ekspresi dan perubahan otot-otot wajah. Ia merasa para mahasiswa yang menyelenggarakan seminar ini cerdas karena ingin mengedukasi masyarakat umum dengan seminar mikroekspresi, “UINSA ini, Kali pertama, kampus menyelenggarakan sebuah diskusi panel yang luar biasa, mikro ekspression, di Indonesia, panitianya keren dan cerdas-cerdas” tambah Poppy ketika mengisi acara.
Belajar mengenai psikologi tidak melulu menyusahkan karena harus banyak referensi dan teori, karena psikolog bergelar master hipnoterapi tersebut berhasil membuat audience menerima materi yang dapat diaplikasikan secara langsung. Hal ini disampaikan langsung oleh Zaki Zamani, Psikolog yang juga menjadi dosen di UINSA, ketika wawancarai oleh crew LPM Alam Tara, “jadi ini ilmu praktis dan bisa langsung diprraktikan, untuk menambah jam terbang, oke banget itu,”
Selain dari sisi materi yang aplikatif bagi masyarkat umum, acara seminar ini juga dianggap edukatif bagi para mahasiswa jurusan lainnya, salah satunya dari peserta yang asal dari IAIN Tulungagung jurusan Tasawuf dan Psikoterapi yang menyatakan memang ingin mengikuti seminar ini karena merupakan satu-satunya seminar yang membahas mikroe ekspresi, “selama saya ikut seminar2 tentang psikologi maupun psikoterapi itu mikro ekspresi ya baru ada disiini, jadi tertarik (red, belajar psikologi, mikro ekspresi),” ungkap Ajeng.
Citra dan branding fakultas yang ingin ditingkatkan lewat acara Dies natalis Preception 4.0 oleh para panitia, tentu bisa dibilang berhasil. Acara yang hidup dengan banyaknya peserta aktif dan terlibat diskusi dengan saling ingin bertanya sudah menjadi bukti tersendiri. Adi, selaku Ketua Dies Natalis mengaku semua ini diluar dugaannya, “Luar biasa, diluar ekspetasi kami, antusiasmenya lebih. Tagetnya memang kami ingin branding dulu dan dengan branding yang mengedukasi tentunya,” tambah pria asal Sidoarjo tersebut.
Perayaan serangkaian acara Dies Natalis ini menjadi yang kedua kali, setelah tahun lalu, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) FPK berhasil mendatangkan Kak Seto sebagai narasumber seminar. Herliyana Isnaeni, dosen di fakultas psikologi yang juga mengikuti kegiatan Seminar Kak Setto tahun lalu, mengaku merasakan banyak perkembangan yang sudah dilakukan oleh para panitia Dies Natalis tahun ini, “luar biasa, mengalami peningkatan tiap tahunnya. Saya sebagai salah satu dosen mereka tentunya merasa ikut bangga, dengan perkembangan mereka,” tambah beliau dengan bibir mengangkat keatas dan gigi putih berbaris rapi pada crew LPM Alam Tara.
Harapan peserta mengiringi kesuksesan acara ini, tak urung dari Meutia Ananda, moderator seminar, yang berharap acara ini di tahun depan dapat lebih baik lagi. “Mungkin bisa ditambah dari sisi time keeper, bagaimana supaya semua sesuai jadwal yang direncanakan, kemudian bisa ditambah untuk setting ruangan dan tahun depan dapat mengundang narasumber lain yang bermanfaat untuk masyarakat umum, khususnya untuk mahasiswa psikologi itu sendiri,” tutup perempuan kelahiran aceh itu. (cc/sfk)