Aksi Komunitas dalam Menjaga Lingkungan Saat Aksi di Surabaya
alamtarapersma.com — Ribuan mahasiswa Surabaya melakukan aksi di depan gedung DPRD Jawa Timur pada Kamis (26/19) terkait sejumlah rancangan undang-undang yang dinilai kontroversial. Di balik aksi ini, ternyata ada hal yang menarik untuk dibahas. Kegiatan aksi tentulah tidak terlepas dari sampah. Terik matahari dan lamanya acara membuat para demonstran merasa haus dan lapar sehingga mengharuskan mereka membeli minuman maupun makanan. Sayangnya tidak semua para aksi sadar akan kebersihan. Masih ada saja yang membuang sampah sembarangan. Hal ini membuat beberapa mahasiswa rela menjadi relawan kebersihan.
Saat aksi sedang berlangsung, ada sebuah komunitas yang berkeliling untuk membersihkan sampah di jalanan. Tak lupa mereka mengingatkan para demonstran untuk tidak membuang sampah sembarangan. “Sampahnya, sampahnya. Ntar dimarahi Bu Risma.” kata mereka.
Komunitas ini tidak hanya berasal dari satu latar belakang, tetapi berasal dari berbagai latar belakang. Uniknya, mereka sebelumnya tidak saling mengenal. Mereka baru berkenalan saat aksi ini dilaksanakan. “Sebelumnya kita ini nggak saling kenal. Kita baru kenal hari ini. Waktu aksi ini kita baru kenal.” kata Andhika, salah satu anggota komunitas. Hal itu bermula saat salah satu dari mereka berdiri diam di tengah jalan sambil membawa kresek sampah besar. Mahasiswa lain yang melihatnya berinisiatif membantu sambil berkeliling.
Selain dari komunitas juga ada gerakan kebersihan dari kampus, seperti Universitas Airlangga, Zana Afia, mahasiswa dari Universitas Airlangga (UNAIR) yang bersedia menjadi relawan kebersihan dan kebutuhan logistik pada aksi demo ini. “Kalau dari total mahasiswanya sih sekitar 50 orang, mungkin sampai 50-an, 40 sampai 50” ucapnya. Gerakan ini bermula dari gagasan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR. Zana, mahasiswa semester lima ini mengetahui info terebut dari open recruitment yang diumumkan oleh sang penggagas gerakan, FEB.
Dana yang mereka butuhkan untuk memenuhi kebutuhan logistik berasal dari iuran personal dan donasi dari para donator. Iuran yang harus mereka bayarkan sebesar Rp 15 ribu yang mencakup konsumsi para relawan itu sendiri. Sedangkan untuk donasi, donator berasal dari dosen dan beberapa mahasiswa serta siapapun yang ingin menjadi donator. “anggarannya itu, kita iuran personal dan donasi dari donatur.” Tangkas mahasiswa Universitas Airlangga tersebut.
Gerakan bersih-bersih ini menampung mahasiswa yang berminat untuk menjadi relawan dari berbagai jurusan. Mulai dari FEB sendiri, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Keperawatan, Psikologi, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), dan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) ikut berkecimpung menjadi sukarelawan. Tak hanya dari satu universitas saja, pihak komunitas pun bekerja sama dengan komunitas lain, yaitu komunitas WCD (World Cleandup Day) Surabaya, dan saling bahu-membahu dalam membersihkan sampah.
Meskipun semua orang fokus terhadap kegiatan aksi, masih ada beberapa mahasiswa yang sadar akan kebersihan. Dengan sabar mereka mengingatkan kepada para aksi untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Mereka melakukan itu secara sukarela dan tidak malu melakukan hal itu demi kebersihan lingkungan karena sejatinya kebersihan merupakan sebagian dari iman.
Penulis: Rycca Nur Fitriana, Lubbi Atika Khumaira
Editor: Tara Antya S.