Tim Medis yang Bertugas Saat Aksi

Bagikan

alamtarapersma.com — Kamis (26/09), mahasiswa dari berbagai universitas di Surabaya berbondong-bondong memadati area sekitar Tugu Pahlawan untuk melakukan aksi di depan kantor DPRD provinsi Jawa Timur terkait Revisi Undang-Undang yang menuai banyak kritikan dari berbagai kalangan. Para mahasiswa mulai berjalan dari area Tugu Pahlawan menuju gedung DPRD provinsi Jawa timur pada pukul 13.00 WIB.

Banyak golongan orang yang ikut berkumpul dalam aksi kali ini, mulai dari pelajar SMA, pedagang, masyarakat sekitar, sampai komunitas. Salah satu komunitas yang ikut turun dalam aksi adalah tim medis yang sedang menjalankan tugasnya. Tim medis yang sedang bertugas tersebut berasal dari komunitas medis yang bernama RELAWAN MAHASISWA SURABAYA. Komunitas tersebut dibentuk sejak dua hari sebelum diadakannya aksi.

Tujuan dibentuknya komunitas ini pada dasarnya adalah untuk membantu sesama, karena anggotanya berasal dari mahasiswa kesehatan. Mereka menyediakan bantuan berupa ambulans, tandu, P3K, obat-obatan, dan air mineral. Anggota komunitas ini tidak hanya berasal dari mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR), melainkan dari berbagai lembaga dan universitas seperti Lembaga Bantuan Hukum (LBH), Universitas Hang Tuah (UHT), Universitas Wijaya Kusuma (UWK), Politeknik Kesehatan (POLTEKKES) , Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES), dll. Anggota tim medis ini dibagi menjadi beberapa kelompok yang kemudian menempati beberapa zona, diantaranya adalah zona merah, kuning, dan hijau.

Komunitas Relawan Surabaya bergerak dalam bidang medis yang menangani para demonstran yang mengalami penurunan kesehatan. Menurut salah satu anggotanya, komunitas ini berawal dari adanya para mahasiswa/i Se-Jawa Timur yang kuliah dalam program studi Fakultas Kedokteran yang ingin memanfaatkan ilmunya dengan menjadi volunter dalam setiap bencana yang ada dalam masyarakat. Menurut Dewi, aksi Surabaya menggugat ini menjadi perdana bagi mereka dalam terjun langsung ke lapangan khususnya menangani medis dalam demonstrasi. “kita itu FK (red: Fakultas Kedokteran) punya rencana kalau misalnya gimana kalau kita buat relawan medis waktu ada demo ini gitu, jadi kita emang dari awal itu sudah punya rencana kalau kita mau bikin relawan kaya gini.” Ujar Dewi Novita dari Universitas Wijaya Kusuma.

Zona merah (zona bahaya) terletak di dekat mahasiswa yang sedang demo, Zona kuning (zona netral)  berada di luar zona merah. “Terdapat 12-15 posko di zona kuning, namanya adalah posko perifer dimana di posko itu para tenaga medis mengekstrasi pasien dari tengah kerumunan menuju keluar. Jika keadaan pasien gawat akan dilarikan ke IGD Central yang terletak di kantor pos.”, ujar  Muhammad Thariq selaku koordinator lapangan. Selanjutnya terdapat zona hijau (zona aman) yang terletak jauh dari aksi tersebut.

Untuk menemukan tim medis tersebut pun tidak sulit. Mereka memakai slayer berwarna putih yang bertuliskan “MEDIS” dan menggunakan tanda pengenal berupa tali id card berwarna kuning. Letak posko mereka juga ditandai dengan bendera berwarna putih dengan lambang medis. Sekitar pukul 12.00 WIB, banyak mahasiswa yang tampak berdatangan membutuhkan pertolongan tim medis diantaranya karena pingsan dan lemas. “Udah ada yang dibawa ke pos centralnya, yang ada di kantor pos kebon rojo situ dan ada beberapa yang dibawa ke dalam masjid untuk ditangani.” ujar Dewina, salah satu anggota tim medis. Sejauh ini, tidak ada korban serius pada aksi tersebut.

 

Penulis: Hilmiyah Ariqoh, Alfiana Nur Aisyah, Laili Rokhmawati Putri & Atika Mu’mina
Editor: Tara Antya S.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.