Prevalensi Fenomena Cyber Bullying yang Marak pada Kalangan Remaja Milenial Indonesia
Pada era globalisasi, media memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, salah satunya sebagai sarana hiburan. McQuail (2000) berpendapat bahwa media massa memberikan hiburan pada penonton untuk relaksasi atau pengalihan perhatian dari berbagai kesibukan atau permasalahan yang terjadi pada masyarakat. Akan tetapi, terdapat salah satu dampak negatif dari berkembangnya media massa ini, yaitu maraknya cyber bullying yang terjadi di berbagai platform media sosial. Cyber bullying merupakan tindakan pengintimidasian di media sosial dalam bentuk ejekan/ancaman, hinaan, atau hacking pada korban. Fenomena ini semakin marak karena pelaku tidak perlu berhadapan secara langsung dengan si korban.
Berdasarkan laporan data digital 2020 We are Sosial and Hootsuit yang dilakukan oleh Kemp (2020) menunjukkan bahwa sebanyak 175,4 juta penduduk Indonesia sudah menggunakan internet. Selain itu, data juga menunjukkan sebanyak 160 juta penduduk sudah menggunakan media sosial secara aktif. Dimana sebesar 210,3 juta orang yang berusia antara 13-17 tahun menjadi peringkat pertama sebagai orang yang menggunakan internet dan peringkat ketiga sebagai pengguna media sosial (kemp, 2020). Pengguna media sosial di Indonesia pada tahun 2020 mengalami peningkatan dari 150 juta jiwa menjadi sebanyak 160 juta. Hal ini perlu adanya perhatian yang lebih besar dari orang dewasa di sekitar anak remajanya karena masa remaja merupakan fase transisi.
Sebagai generasi penerus bangsa, kita perlu turut andil dalam mencegah adanya tindakan cyber bullying pada media sosial. Salah satu tindakan untuk mencegahnya adalah dengan memberikan awareness kepada orang-orang di sekitar kita, berupa contoh dari perilaku. Selain itu, dapat juga memberikan pengetahuan terkait cyber bullying dan dampaknya yang paling parah, yaitu bunuh diri. Lalu, kita juga dapat memberikan ruang yang aman dan nyaman di media sosial serta memberikan dukungan pada korban yang terdampak.
Penulis: AT
Editor: Dewi Sri