Noda dalam Kepala

Bagikan

Hanya dalam hitungan hari

Kita kembali diselimuti ego sendiri

Kau payah, kesana kemari mencoba membersihkan nama

Maka kukatakan dengan lantang agar hatimu tak segan ‘tuk mendengar

Bahwa “Akulah orangnya, akulah pelakunya!”

 

Tak ada yang perlu disesali

Sekalipun jika memang aku yang beranjak pergi sebab hatimu tak sama lagi

Sekalipun jika suara itu masih basah dalam memori

Isak tangismu terlanjur tumpah

Berlutut agar aku tetap dalam rasa yang sama

Menelan semua janji yang tak lagi gurih

Menahanku ‘tuk tetap merugi, lagi

 

Sudah tak kubahasakan lagi namamu

Tak kuhirup lagi aroma tubuhmu

Meski sedikit rapuh, namun tetap kurajut kembali asaku yang sempat layu

‘Pun denganmu, yang kini kian runyam dengan dia yang baru

 

Kita kembali asing

Tenggelam pada bahasa diam

Menerbitkan suram pada senyuman masam

Satu hal yang dapat kutatap dengan tajam

Rupanya kau berlabuh pada dia yang kupanggil teman! 

 

Begitu pandai Tuhan menggoreskan tintanya

Dirimu yang dulunya bukan siapa-siapa

Kini berhasil menjelma noda dalam kepala

Walau terkesan mungil tertutup, namun pedih itu masih ada. 

Hampir aku dibuat gila oleh barisan nama. 

Dirimu, pikirku, serta dirinya dalam rimbun problematika dunia

 

Kini ku kenal kau sebagai “Anda”

Sembari melawan semua rasa yang makin kau regas habis dalam senyum manis dan rima tak bermakna

Kan kukaitkan namamu pada satu sayatan miris dalam megahnya Atlantis yang tenggelam pada lembaran bertajuk “Kita yang kalah”

 

Tidakkah kau tahu? 

Noda itu masih ada.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.