Negeri Kelahiranku
Kulangkahkan kakiku menuju keluar pintu bandara. Betapa bahagianya aku pulang ke negeri kelahiranku, setelah 10 tahun aku di negeri orang untuk menempuh pendidikanku, hingga kini aku telah lulus S2 di salah satu universitas ternama di Jerman. Kini, diriku telah kembali ke negeri kelahiranku yang telah lama kutinggalkan.
Perkenalkan, namaku Salsa Khoirunisa, anak kedua dari dua bersaudara. Aku sangat suka sekali dengan yang namanya membaca dan menulis. Menurutku, membaca itu adalah gudangnya ilmu pengetahuan. Aku paling suka membaca buku tentang sejarah, budaya dan yang terpenting tentang semua yang berhubungan dengan negeriku, Indonesia.
Berbicara tentang Indonesia, apa yang ada di benak kalian para pembaca jika kalian mendengar kata INDONESIA? Pasti di benak kalian Indonesia adalah negara yang miskin, penuh dengan korupsi, ketidakadilan, rasis, diskriminasi, kesenjangan sosial, berkomentar tanpa memikirkan akibatnya, penegakan hukum yang masih terbilang lemah, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, mengapa kita tak mencoba memandang Indonesia dari segi lainnya? Indonesia itu negara yang kaya dan hebat.
Kita yang lahir di Indonesia harusnya bangga dengan negara ini. Mengapa? Karena Indonesia merupakan surganya dunia. Berbagai macam tumbuhan, mamalia, reptil, burung, dan ikan di dunia itu berada di Indonesia. Contohnya, bunga raksasa, Raflesia, yang sangat indah ada di Indonesia dan kadal terbesar, Komodo, juga ada di Indonesia. Bukankah kaya sekali negeri ini? Selain itu, Indonesia juga memiliki kurang lebih 17504 pulau, baik yang telah diberi nama maupun belum ada namanya, karena pulau itulah Indonesia memiliki begitu banyak budaya di setiap daerahnya. Indonesia juga memiliki kurang lebih 740 suku, 583 bahasa, dan 5 agama yang tersebar luas di seluruh negeri ini. Maka dari itu, Indonesia terkenal dengan keharmonisannya serta saling menghormati antar perbedaan.
Banyak wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia hanya untuk menikmati keindahan alam dan budaya Indonesia. Ketika sampai di Indonesia, mereka akan disambut dengan ramah oleh 3,4 juta lebih penduduk Indonesia”. Itulah pikiranku saat aku berjalan keluar dari bandara.
Di depan sana, aku melihat seorang laki-laki bertumbuh tinggi, menggunakan jaket kulit hitam, dan rambut yang terus bertebangan karena tiupan angin menambah ketampanan parasnya. Dia adalah kakak laki-laki satu-satunya bagiku.
“KAK YUDHAAAAAAAAA teriakku sambal berlari menuju kepadanya.
“Udah gede aja ni adikku yang paling cantik godanya, sambal mencubit kedua pipiku.
Iiiiiiiiiiiiiiii, kakak sakit tauu ucapku dengan bibir yang sudah manyun.
“Iyadeh, maafin kakak. Ayo pulang, orang rumah udah pada nungguin ajak kakakku.
“Lets go!!”
Sepanjang perjalanan, aku hanya diam saja di dalam mobil, menikmati udara segar di Indonesia, tetapi saat sampai disebuah lapangan di desaku, aku tertarik dengan suara tawa yang menggema di telingaku.
Kak, berhenti di sini pintaku sambal menggoyang-goyangkan tubuhnya Kak Yudha.
Mau kemana kamu? tanyanya, dengan mata mencari tempat untuk parkir
Mau ikut main sama mereka kak, bolehkan? Jawabku dengan jari telunjuk mengarah ke segerombolan anak.
Yaudah, iya hati hati, Sal. Nanti langsung pulang, ya. Taukan jalan pulang?
“Siap bos, ya taulahhh jawabku dengan tangan kanan seperti hormat.
Yaudah, kakak pergi dulu
“Oke, Kak”
Langkahku menuju ke arah mereka. Aku benar-benar bahagia karena di zaman sekarang masih ada anak-anak yang bermain tradisional seperti ini. Saat kutiba di sana, ada segerombolan anak yang bermain permainan berbeda. “Satu dua tiga empat lima, udah ya aku cari sekarang” suara seorang anak yang sedang menutupi matanya dan ditinggalkan teman temannya untuk bersembunyi. Apa ada yang tau ini permainan apa? Yaps, betul sekali petak umpet. Di sisi lain, ada juga para anak laki laki yang sedang bermain kelereng. Anak perempuan juga ada yang sedang bermain loncat tali. Hal ini mengingatkanku dulu waktu aku masih kecil.
Dengan permainan ini, tak hanya rasa kebahagiaan yang didapat, tetapi juga dapat mempererat tali persaudaraan, menambah rasa kebersamaan, dan juga bisa mendapat teman baru. Anehnya, kudengar ada juga anak-anak yang masih kecil tak tau apa itu permainan tradisional Indonesia, bahkan merekapun tak ingin memainkannya. Mereka lebih cenderung memilih permainan yang ada di gadget mereka. Kata mereka sih “Lebih seru mainan di gadget dari pada permainan itu”. Betapa tak pedulinya mereka dengan budayanya sendiri. Maka dari itu, mari kita bersama-sama untuk memperkenalkan dan mengembangkan permainan tradisional Indonesia yang beragam kepada generasi muda agar budaya Indonesia tak terkikis dengan adanya era globalisasi ini.
“Halo adik, kenalin nama kakak Salsa. Boleh kakak ikut gabung buat main?” tanyaku ke seorang anak perempuan sekiranya masih sekolah dasar.
“Iya kak, boleh ayo main sama kita jawab anak perempuan dengan rambut yang diikat.
Sejujurnya, aku benar-benar bahagia sekali hari ini. Di dalam pesawat itu sangat melelahkan, tetapi saat aku bermain bersama mereka rasa lelah itu benar-benar hilang seketika. Selain lompat tali, aku juga mencoba petak umpet, kelereng, congklak, dan bermain masak-masakan.
Setelah aku bermain dengan mereka, aku pun pulang ke rumah dan bersih bersih diri. Saat sampai di meja makan, aku sangat senang sekali, kenapa? Karena makanan yang disajikan mama adalah makanan yang paling kurindukan. Di sana, ada sate ayam, rendang, pempek, dan masih banyak lagi makanan tradisional Indonesia. Betapa kaya sekali negeri ini mempunyai berbagai macam makanan yang khas dengan rempah rempahnya masing-masing. Makanan ini bahkan tak ada di negara lain, kecuali ada orang Indonesia yang berjualan di sana. “Hem… Harum sekali bau makanan ini”, tanpa waktu lama langsung kusantap semuanya.
Aku sangat bangga sekali bisa lahir di Indonesia, berbagai macam budayanya yang diakui dunia seperti wayang kulit, keris, batik, candi borobudur, tari saman gayo, dan lainnya. Maka dari itu, kita sebagai generasi muda sepatutnya mempertahankan budaya Indonesia agar tak ditiru dan diakui oleh negara lain. Hal ini pun pernah terjadi. Agar tak terulang lagi, mari kita bersama-sama mengembangkan dan memperkenalkannya serta melatih para generasi muda agar tetap terus melestarikan budaya Indonesia ini.
Saat ku kembali ke kamarku, aku melihat foto nenekku yang sudah lama meninggal karena serangan jatung. Melihatnya, aku teringat waktu aku masih kecil. Nenekku sering bercerita mengenai perjuangan bangsa Indonesia untuk merdeka. Mereka berjuang dengan mengorbankan nyawanya, keringatnya, air matanya, bahkan para istri siap menjadi janda dan anak-anak siap menjadi yatim. Betapa ikhlasnya mereka.
Kini, kita tinggal dan hidup bahagia di sini berkat para nenek kakek moyang kita yang berjuang keras untuk membuat Indonesia merdeka, dan tidak membiarkan anak cucunya terjajah lagi. Sepatutnya, kita tetap melanjutkan apa yang telah mereka perjuangkan. Bukan harus dengan mengangkat senjata, tetapi bagaimana kita bisa membuat negeri ini menjadi lebih baik lagi. Tak ada para petinggi negara bahkan desa atau lainnya korupsi. Tak ada lagi kesenjangan sosial. Penegakan hukum yang lebih adil lagi dan membuat negara ini menjadi negara yang maju. Kata nenekku “Kamu harus bisa membawa perubahan di Indonesia agar Indonesia menjadi negara yang maju dan makmur dalam segala aspek.
Kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur yang nyaman. Aku berpikir bahwa kini aku telah kembali di Indonesia, tanah kelahiranku, tanah yang penuh dengan keragaman. Di sini, perjuanganku akan dimulai, merubah negeri ini menjadi lebih baik lagi di masa depan. Marilah kita para generasi muda bersatu menjaga kedaulatan Indonesia. Jangan sampai negeri ini kembali dijajah. Bukan dengan cara fisik, tetapi juga dengan mental. Pikiran kita pun jangan sampai ikut terjajah. Kita harus memiliki semangat untuk belajar, semangat untuk bekerja, dan semangat melakukan yang terbaik untuk negeri ini agar menjadi yang terbaik.
Kita punya alam yang indah. Kita punya budaya yang banyak dan menarik. Kita juga mempunyai banyak hal yang dunia tak miliki. Mengapa kita tak bisa mengembangkan itu semua? Itulah tugas kita para generasi muda untuk mengembangkan destinasi alam maupun budaya yang belum tereksplor. Kita juga harus menjaga dan melestarikannya. Jangan sampai itu semua diambil oleh negara lain.
Dengan ini, kemungkinan negara kita akan maju melebihi negara Jepang. Kita tak perlu risau dengan pertahanan negara kita. Kita memiliki tentara militer yang kuat dan handal bahkan diakui dunia kemampuannya. Jangan sampai hanya gara gara monopoli uang tentara kita hancur. Kita harus menjaganya dengan sepenuh hati dan ikhlas. Ingatlah, perjuangan para pendahulu kita, berjuang untuk negara ini. Sekarang, itu merupakan tugas kita bersama mewujudkan Indonesia yang kaya, makmur, sejahtera, serta dikenal dunia dengan berbagai prestasi.
AKU BANGGA LAHIR DI INDONESIA.
AKU BANGGA JADI BAGIAN DARI INDONESIA
AKU BANGGA DENGAN INDONESIA
INDONESIA TETAP YANG TERBAIK
Penulis: Rahma Tri
Editor: Dewi