PUISI: Bidadari Itu Ibuku

Bagikan

Oleh: Riski R

 

Cermin-cermin di dinding

Tunjukan padaku letak surga itu

Konon berada di telapak kaki Ibu

Namun, hanya ada pecah-pecah yang parah, kulihat dadanya pun berdarah-darah

 

Di sudut sunyi, Ibu tekun menyemat doa

Sesekali menampar diri sendiri

Rinai di sudut matanya enggan surut

Katanya itu bukan kesedihan

Akan tetapi, upaya memperbaiki takdir Tuhan

 

Kulihat Bapak terlentang kelelahan

Sejak petang ia sibuk menabur gombalan di taman seberang

Katanya Ibu sudah layu

Sementara Bapak senang pada rekah kembang

 

Tubuh Ibu babak belur, demi kudapan terhidang di dapur

Kepalanya dipenuhi penat yang meluap

Bahunya dipaksa tangguh, meski hatinya rubuh

 

Cermin-cermin di dinding

Di manakah jalan menuju rumah tabah? 

Aku ingin mengajak Ibu berdiam di sana

Agar tersungging lagi senyum paling madu

Sebab hanya di balik matanya yang sayu

Kutemui banyak cinta, biar tiap kedipnya ialah luka

 

Dan bidadari itu terus mengabdi, dengan mematahkan sayapnya sendiri

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.