Teknik Fotografi Dasar | Konsep Fotografi Jurnalistik untuk Pemula
Foto jurnalistik adalah cara visual dalam jurnalisme yang berfungsi untuk memvisualisasikan kejadian dalam masyarakat agar pembaca dapat merasakan pesan yang terkandung dalam foto atau gambar tersebut. Foto jurnalistik dapat dikategorikan sebagai jenis jurnalisme jika memenuhi kriteria 5W1H, yaitu What (Apa yang terjadi), Who (Siapa yang terlibat), Why (Mengapa hal itu terjadi), When (Kapan peristiwa itu terjadi), Where (Dimana peristiwa itu terjadi), dan How (Bagaimana peristiwa itu terjadi).
Selain itu, ada beberapa syarat lain yang harus dipenuhi agar foto dapat dikategorikan sebagai foto jurnalistik, yaitu faktual (tidak mengada-ada), informatif (memberikan informasi secara ringkas), aktual (menggambarkan peristiwa terbaru), dan atraktif (menarik untuk dilihat).
Jenis-jenis foto dalam jurnalisme meliputi:
- Hard News: Jenis ini berkaitan dengan peristiwa aktual yang terikat dengan waktu. Tujuannya adalah memberikan informasi jelas, objektif, dan mendalam tentang peristiwa tersebut. Contohnya adalah berita demonstrasi atau kebakaran.
- Feature atau Soft News: Jenis ini dapat muncul kapan saja karena tidak terikat waktu. Foto ini menyoroti aspek-aspek unik dari peristiwa, orang, atau tempat. Tujuannya adalah menggambarkan cerita secara visual dan menarik perhatian pembaca dengan kreativitas dan estetika yang kuat. Contohnya adalah kesenian atau acara adat.
- Potret: Jenis ini berfokus pada individu atau kelompok orang dengan penekanan pada wajah dan karakteristik fisik mereka. Tujuannya adalah mengungkapkan kepribadian, emosi, atau cerita subjek yang difoto.
- Ilustrasi: Jenis ini digunakan untuk menggambarkan atau mewakili konsep, ide, atau cerita yang tidak dapat difoto secara langsung. Foto ini berfungsi sebagai pelengkap berita untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang isi berita tersebut.
- Esei: Jenis ini terdiri dari serangkaian foto yang menjelaskan peristiwa atau kejadian secara singkat dan didampingi dengan narasi pendek. Foto-foto dalam esei ini saling melengkapi dan memiliki hubungan yang erat. Jika salah satu foto dalam deretan dihilangkan, maka kronologi cerita tersebut akan berubah atau tidak lengkap.
- Seri: Jenis ini terdiri dari serangkaian foto yang diambil pada waktu yang berbeda, tetapi terkait erat dengan topik atau peristiwa tertentu. Rangkaian foto ini ditampilkan bersama-sama untuk memberikan pemahaman yang lebih lengkap dan mendalam tentang topik yang diabadikan. Contohnya adalah seri foto tentang budaya Bali.
- Sequence: Jenis ini terdiri dari beberapa foto yang menjelaskan peristiwa secara kronologis atau urut. Setiap foto menjelaskan foto sebelumnya.
- Melatih mata agar peka terhadap lingkungan sekitar untuk mengenali tanda atau spot foto yang memiliki potensi sebagai objek dalam fotografi.
- Memahami komposisi, yaitu keselarasan elemen-elemen dalam foto. Beberapa jenis komposisi foto yang dapat digunakan antara lain:
- Rule of Thirds: Membagi bingkai gambar menjadi sembilan bagian dengan garis vertikal dan horizontal. Objek utama ditempatkan di sekitar titik pertemuan garis untuk menciptakan keseimbangan visual.
- Simetris: Menempatkan elemen-elemen visual secara simetris atau seimbang untuk memberikan kesan formal dan teratur.
- Repetition & Pattern: Menggunakan elemen atau pola berulang dalam foto untuk menciptakan tampilan menarik dan keteraturan.
- Frame in Frame: Menggunakan elemen dalam foto sebagai bingkai alami untuk membingkai objek utama.
- Leading Lines: Menggunakan garis-garis dalam foto untuk mengarahkan mata penonton menuju objek utama atau titik fokus yang diinginkan.
- Negative Space: Merupakan area kosong atau tidak terisi dalam foto di sekitar objek utama.
- Golden Ratio: Menggunakan perbandingan dua bagian yang berbeda dalam komposisi foto dengan perbandingan 1:1.618 (sekitar 2:3).
- Motion Blur: Menggunakan efek blur yang disebabkan oleh gerakan dalam foto untuk menciptakan kesan gerak atau dinamika.
- Rule of Odds: Menggunakan jumlah objek ganjil dalam foto.
- Memastikan jatuhnya cahaya, agar foto dapat menangkap objek lebih detaiI.
- Memainkan angle, low angle, eye level, high angle:
- Low Angle, kamera ditempatkan di bawah tingkat mata subjek atau lebih rendah dari objek.
- Eye Level, kamera ditempatkan pada tingkat mata objek.
- High Angle, kamera ditempatkan di atas tingkat mata subjek atau lebih tinggi dari objek.
Source: https://www.youtube.com/watch?v=Jjnu73ZFkvM&ab_channel=bligungyudha
Penulis: Rajive Maliqulhaq