Lift Mati di FPK:Mahasiswa Kesulitan, Efisiensi Anggaran Dipersoalkan


alamtarapersma.com – Senin pagi, 24 Februari 2025, matinya lift di Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) menimbulkan keresahan di kalangan mahasiswa. Hanya adanya satu lift yang berfungsi menyebabkan antrean panjang dan keterlambatan, baik bagi mahasiswa ataupun dosen. Situasi ini semakin diperburuk dengan beredarnya kabar bahwa pemadaman lift berkaitan dengan efisiensi anggaran kampus.
Salah satu mahasiswa, Azkiya, mengungkapkan ketidaknyamanannya. “Baru datang siang-siang, panas-panas, masuk kampus, ternyata lift mati. Saya terpaksa naik tangga dari lantai dua ke lantai tujuh,” ujarnya. Hal senada disampaikan oleh mahasiswa lain yang merasa terganggu karena harus menunggu lama dan merasa kelelahan saat sampai di kelas.
Seorang dosen yang turut terdampak menyebut bahwa laporan terkait masalah ini telah dikirimkan ke tim pengelola fasilitas kampus (PPS). “Antrean bisa sampai 30 menit lebih. Tidak hanya mahasiswa, dosen juga harus naik tangga hingga lantai delapan,” jelasnya.
Pihak kampus mengakui adanya kebijakan efisiensi anggaran, namun belum ada kepastian apakah pemadaman lift adalah bagian dari langkah tersebut. “Memang ada efisiensi anggaran dari pihak atas, tetapi masih dalam tahap evaluasi. Kenapa salah satu lift yang harus dimatikan, saya sendiri belum tahu pasti,” ungkap dosen tersebut.
Lonjakan antrean di depan lift yang berlangsung sepanjang hari itu sangat mengganggu jalannya perkuliahan. Menyikapi hal ini, pihak kampus akhirnya mengoperasikan kembali dua lift depan pada hari Selasa, sementara lift belakang tetap dinonaktifkan karena diperuntukkan bagi barang. Salah satu dosen mengatakan bahwa dua lift yang beroperasi dinilai sudah cukup untuk seluruh mahasiswa FPK.
Meski dua lift kini telah kembali beroperasi, mahasiswa berharap kejadian serupa tidak terulang. “Jika memang harus efisiensi, sebaiknya jangan mengorbankan fasilitas vital seperti lift,” tegas Tegar. Ke depannya, mahasiswa berharap kebijakan kampus lebih mempertimbangkan kenyamanan civitas akademika agar aktivitas akademik tidak terganggu.