Keunikan Tradisi Lebaran di Indonesia: Apakah Kedua Tradisi Ini Ada di Daerahmu Juga?

Sumber: pinterest
Masih dalam suasana hangat perayaan lebaran, Indonesia memiliki beragam tradisi yang unik di setiap daerahnya. Tidak hanya sebagai tradisi tahunan biasa, tetapi tradisi-tradisi ini juga memiliki tujuan, sejarah, serta nilai yang diwariskan nenek moyang masing-masing. Beberapa yang akan kita bahas kali ini adalah tradisi dari Nusa Tenggara Timur dan Jakarta.
- Tradisi Lebaran Ketupat
Berbeda dari lebaran ketupat yang ada di Jawa Timur, di Nusa Tenggata Timur, lebih tepatnya di Ende, Flores, lebaran ketupat dirayakan sebelum lebaran Idul Fitri. Alasannya adalah karena kegiatan ini sudah dilakukan pada zaman nenek moyang. Jadi, para penerus mulai dari anak sampai cucu mengikuti tradisi tersebut terus-menerus. Makanan yang biasanya disajikan adalah makanan utama ketupat dengan lauk pauk seperti opor ayam, rendang, dan sayur-sayuran.
Selain itu, terdapat hal unik pada ketupatnya yang berukuran lebih kecil dan berbentuk lebih ramping. Proses pembuatannya lebih sederhana dan membutuhkan waktu yang lebih singkat.
Tujuan dari tradisi ini adalah untuk meningkatkan kebersamaan, melanjutkan tradisi nenek moyang, serta melestarikan tradisi dan budaya. Proses membuat ketupat bersama menjadi momen yang mempertemukan seluruh anggota keluarga. Selain mempererat silaturahmi, tradisi ini juga menjadi bentuk penghormatan kepada para leluhur yang telah membentuk warisan budaya tersebut.
- Tradisi Halal Bihalal dalam RT/RW
Tradisi ini biasa diterapkan di Jakarta Timur, tidak hanya berkumpul dengan keluarga sendiri, tetapi juga berkumpul bersama warga dalam satu lingkup RT atau RW. Biasanya kegiatan ini diadakan di balai masjid, 1-2 hari setelah hari raya. Kegiatannya meliputi bersalaman, saling memaafkan, lalu dilanjutkan dengan makan bersama. Makanan khas yang biasa dimakan saat tradisi ini adalah pesor, yaitu sejenis ketupat yang dibungkus daun pandan dan berbentuk persegi panjang. Semua warga, dari anak-anak sampai dewasa ikut memeriahkan tradisi ini.
Tradisi ini menunjukkan kekompakan warga di tengah kota besar seperti Jakarta. Walaupun tinggal di lingkungan yang padat dan beragam, rasa kekeluargaan yang terjalin tetap kuat. Tujuan dari tradisi ini adalah untuk mempererat tali silaturahmi antar warga, menciptakan hubungan baik, dan membentuk lingkungan yang harmonis setelah satu bulan berpuasa.
Manfaat dari tradisi ini antara lain kita bisa belajar pentingnya menjaga hubungan baik dengan tetangga, saling menghargai perbedaan, dan mengenal cara memperkuat rasa kekeluargaan di tempat tinggal.
Penulis: Lail Zahwa Efrilia
