MENJAGA ETIKA SOSIAL MAHASISWA DI RUANG PUBLIK KAMPUS

Bagikan

 

Kampus adalah tempat kita belajar, bukan hanya soal mata kuliah, tapi juga tentang bersosialisasi dan membentuk diri menjadi pribadi yang dewasa. Di kampus, kita bertemu banyak orang dari latar belakang yang berbeda-beda, dengan cara bergaul yang juga bermacam-macam. Karena itulah, interaksi antar mahasiswa sering kali jadi hal yang wajar. Tapi terkadang, ada juga yang merasa tidak nyaman dengan cara orang lain berinteraksi, terutama ketika itu terjadi di tempat umum. 

Beberapa orang mungkin merasa risi kalau melihat mahasiswa yang terlalu dekat atau mesra di tempat umum, seperti di depan kelas, lorong fakultas, atau kantin. Dari rasa tidak nyaman itu, kadang muncul teguran, sindiran, atau bahkan tulisan yang isinya melarang ini dan itu. Sayangnya, hal seperti ini sering dilakukan tanpa adanya pembicaraan atau aturan yang jelas, sehingga bisa menimbulkan salah paham. Sebagai mahasiswa, kita tentu perlu tahu kapan dan bagaimana bersikap, apalagi di ruang publik. Tapi bukan berarti kita bisa langsung menghakimi atau membatasi orang lain hanya karena kita tidak setuju dengan cara mereka bersosialisasi. Menjaga etika itu penting, tapi harus dilakukan dengan cara yang baik dan adil, bukan dengan mempermalukan atau mengintimidasi. 

Idealnya, pihak kampus punya peran untuk mengatur hal seperti ini secara bijak. Kalau memang ada batasan yang perlu ditegaskan, sebaiknya disampaikan lewat aturan resmi dan edukasi, bukan lewat sindiran atau tulisan anonim. Hal ini penting agar semua mahasiswa tahu batasan secara jelas, tanpa merasa dikucilkan atau diawasi terus-menerus. Kita juga harus sadar bahwa setiap orang punya cara yang berbeda dalam membangun hubungan sosial. Selama tidak mengganggu orang lain atau melanggar norma yang jelas, seharusnya kita bisa lebih toleran. Jangan sampai kampus yang seharusnya jadi tempat belajar yang nyaman malah jadi tempat penuh tekanan sosial hanya karena perbedaan cara bersikap. 

Kalau ada yang merasa tidak nyaman dengan situasi tertentu, alangkah baiknya jika disampaikan dengan cara yang sopan dan terbuka. Bisa lewat diskusi bersama, forum mahasiswa, atau lewat perwakilan kampus. Dengan begitu, setiap pihak bisa saling memahami dan mencari solusi bersama, bukan malah saling menyindir atau menghakimi secara sepihak. Kita semua punya tanggung jawab menjaga kenyamanan bersama di kampus. Tapi menjaga kenyamanan bukan berarti membatasi kebebasan orang lain secara sembarangan. Sebaliknya, kita perlu saling mengingatkan dengan cara yang mendidik, bukan merendahkan. Karena kampus bukan hanya tempat belajar ilmu, tapi juga tempat belajar jadi manusia yang bijak dan berempati. 

Namun, di sisi lain, mahasiswa yang sedang menjalin hubungan juga perlu sadar bahwa mereka berada di ruang publik kampus, bukan di ruang pribadi. Jadi, penting untuk bisa menjaga sikap dan tahu batasan saat bersama pasangan. Bukan berarti tidak boleh dekat, tapi lebih ke bagaimana cara menunjukkan kedekatan itu dengan cara yang sopan dan tetap menghargai orang-orang di sekitar. Ada kalanya, perilaku yang terlihat biasa saja bagi satu orang, bisa terasa mengganggu atau tidak pantas bagi orang lain. Misalnya, duduk terlalu dekat, berpelukan di tempat umum bisa membuat mahasiswa lain merasa tidak nyaman. Apalagi kalau itu dilakukan di ruang terbuka kampus yang fungsinya untuk belajar dan berkegiatan. Maka dari itu, penting untuk bisa menyesuaikan sikap dengan situasi dan tempat. 

Menjaga batasan bukan berarti mengekang, tapi justru menunjukkan kedewasaan dalam menjalin hubungan. Dengan tahu kapan dan di mana waktu yang tepat untuk menunjukkan kedekatan, kita tidak hanya menjaga kenyamanan diri sendiri, tapi juga menghormati orang lain. Sikap inilah yang bisa mencerminkan bahwa hubungan yang dijalani bukan sekadar emosional, tapi juga bertanggung jawab secara sosial. Intinya, saling menghormati adalah kunci. Mahasiswa yang melihat harus menahan diri dari menghakimi secara berlebihan, sementara yang berpacaran juga harus peka dan sadar akan lingkungan sekitar. Dengan saling memahami posisi masing-masing, kita bisa menciptakan suasana kampus yang nyaman, tanpa merasa diawasi, dan tanpa membuat orang lain merasa risi. 

Penulis: Zendy Indah Permatasari

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.