Kosong Selama Dua Pekan, Sabun Cuci Tangan di Kamar Mandi Lantai 5 Tuai Keluhan Mahasiswa

Bagikan

Surabaya, 28 November 2025 — Ketidaktersediaan sabun cuci tangan di kamar mandi perempuan lantai 5 Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) menjadi perhatian mahasiswa, khususnya mahasiswa Program Studi Gizi yang aktif melakukan praktikum di lantai tersebut. Kondisi ini sudah berlangsung hampir dua minggu dan dinilai mengganggu kenyamanan serta kebutuhan sanitasi pengguna fasilitas.

Lantai 5 merupakan salah satu area dengan aktivitas laboratorium yang tinggi, sehingga mahasiswa dituntut menjaga kebersihan tangan sebelum maupun setelah kegiatan praktikum. Oleh karena itu, keberadaan sabun cuci tangan dianggap penting sebagai bagian dari penerapan higiene dasar.

Pada 27 November 2025, dilakukan observasi terhadap fasilitas kamar mandi perempuan mulai dari lantai 2 hingga lantai 9. Hasil pengecekan menunjukkan bahwa kamar mandi lantai 5 menjadi satu-satunya yang tidak menyediakan sabun cuci tangan hingga hari tersebut.

Kemudian, pada 28 November 2025 dilakukan wawancara daring dengan mahasiswa program studi gizi untuk mengetahui dampak kondisi tersebut. Seorang mahasiswa menyampaikan bahwa ia menyadari ketiadaan sabun sejak dua minggu lalu. “Aku sadar sabunnya nggak ada pas habis pipis dan mau cuci tangan, sekitar dua mingguan,” jelasnya.

Ia juga menekankan pentingnya fasilitas tersebut, terutama untuk kegiatan akademik. “Menurutku penting banget, soalnya setelah dari toilet wajib cuci tangan biar bersih sebelum masuk lab. Kalau nggak ada sabun, jadi nggak nyaman dan takut bawa kuman,” ungkapnya.

Mahasiswa tersebut berharap pihak pengelola dapat memperbaiki kondisi ini. “Minimal ada wadahnya dulu, biar bisa diisi dan dipakai semua orang,” tambahnya.

Selain mahasiswa, wawancara lanjutan dilakukan dengan salah satu petugas kebersihan (cleaning service) yang bertugas di lantai 5 untuk mengetahui penyebab fasilitas sabun tidak tersedia. Saat ditanya mengenai durasi dan prosedur pengecekan, petugas mengatakan:

“Dulu disediakan, karena tidak digunakan sebagaimana mestinya, jadi saya putuskan tidak saya sediakan sabun lagi.”

Terkait prosedur pengisian ulang, ia menjelaskan bahwa pengisian kembali dilakukan jika sabun tersedia.

“Kalau ada, saya isi ulang setiap habis,” ujarnya.

Ketika ditanyakan apakah ada kendala tertentu yang menyebabkan sabun tidak tersedia dalam beberapa minggu terakhir, petugas dengan tegas menjawab:

“Tidak ada, jika digunakan dengan baik akan saya sediakan kembali.”

Mengenai tanggapan terhadap keluhan mahasiswa dan langkah perbaikan, ia menambahkan:

“Jika mahasiswa bisa menggunakan fasilitas dengan baik, saya akan senang hati menyediakan apa pun itu.”

Hingga berita ini diterbitkan, mahasiswa berharap adanya koordinasi yang lebih baik antara pihak pengelola fasilitas, petugas kebersihan, dan mahasiswa agar fasilitas dasar seperti sabun cuci tangan dapat tersedia dan digunakan sebagaimana mestinya. Ketersediaan fasilitas sanitasi menjadi bagian penting dalam menciptakan lingkungan akademik yang bersih, aman, dan mendukung kegiatan pembelajaran.

 

Penulis: Nayla

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.