Terdiam di Antara Dua Dunia : Bedah Lagu Mangu by Fourtwnty ft. Charita Utami

Bagikan

Mangu dirilis sebagai single pada 20 April 2022 dan menjadi bagian dari album studio Fourtwnty berjudul Nalar. Lagu ini ditulis oleh Andika Dwi Putra Arman, Ari Lesmana, Asep Nurohman, Roby Satria, dan diproduseri oleh Andika Dwi Putra Arman. Lagu ini mendapat sambutan hangat dan sering dibawakan dalam berbagai pertunjukan, bahkan viral di media sosial seperti TikTok karena tema dan liriknya yang sangat relatable bagi banyak orang yang mengalami kisah cinta beda agama. Secara musikal, kolaborasi dengan Charita Utami menambah kedalaman emosi dan nuansa melankolis, memperkuat kesan kebingungan dan kesedihan yang dihadirkan lagu ini.

Mangu mengangkat tema tentang kisah cinta yang terhalang oleh perbedaan keyakinan atau agama. Kata “mangu” sendiri berarti termenung, terdiam karena sedih, kecewa, atau bingung, yang sangat mewakili suasana hati tokoh dalam lagu ini

Pada verse pertama, diceritakan seorang pria bernama Adam yang menyadari bahwa pasangannya, Hawa, sudah tidak lagi sejalan dalam hal keyakinan dan cara beribadah. Perbedaan ini menjadi hambatan besar dalam hubungan mereka, yang digambarkan lewat lirik seperti “Bacaan dan doa yang mulai berbeda, arah kiblat tak lagi sama

Meski begitu, pada verse kedua terlihat upaya untuk berdamai dengan keadaan dan mencari jalan keluar, meskipun keputusan untuk melanjutkan atau mengakhiri hubungan tetap membawa konsekuensi emosional yang berat. Lagu ini menyampaikan pesan tentang pentingnya toleransi dan penerimaan dalam menghadapi perbedaan yang sulit disatukan.

Lagu ini menyoroti proses kognitif dan emosional dalam menghadapi ketidakpastian dan perpisahan. Ada pertarungan antara keinginan untuk mempertahankan hubungan dan realitas yang memaksa untuk menerima perbedaan, yang menimbulkan rasa sakit, kebingungan, dan kesedihan mendalam. Nada melankolis dan lirik puitis memperkuat ekspresi luka batin dan proses berdamai dengan kenyataan yang tidak ideal.

Lagu ini juga mengandung pesan penting tentang toleransi dan komunikasi dalam hubungan, serta bagaimana individu harus mengelola konflik internal saat menghadapi situasi yang tidak bisa dikontrol sepenuhnya. Ini mencerminkan mekanisme coping psikologis untuk menerima dan melepaskan, meskipun masih ada cinta yang tersisa.

Singkatnya, Mangu adalah potret nyata tentang dilema cinta yang harus berhadapan dengan perbedaan keyakinan, mengajak pendengar untuk merenungkan arti cinta, toleransi, dan penerimaan dalam hubungan yang penuh tantangan.

Penulis : Ainun Evi Maisaroh

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.